bot 0 Posted April 11 Foto: Suasana ajang pameran otomotif GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2024 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Kabupaten Tangerang, Banten Kamis (18/7/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki) Jakarta, CNBC Indonesia — Rasio pembiayaan bermasalah atau nonperforming financing (NPF) merangkak naik. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per Februari 2025, rasio NPF gross multifinance mencapai 2,87%. Sebagai informasi, NPF gross multifinance per Desember 2023 mencapai 2,44%. Lalu pada Februari 2024 2,55% dan Desember 2024 2,7%. Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Modal Ventura, lembaga keuangan mikro, dan lembaga jasa keuangan lainnya OJK Agusman mengatakan bahwa pertumbuhan pembiayaan multifinance per Februari 2025 mencapai 5,92% yoy menjadi Rp 507,2 triliun. "Didukung pembiayaan investasi yang tumbuh 12,98% yoy," katanya dalam Konferensi Pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan dan Kebijakan OJK Hasil Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) Maret 2025, Jumat (11/4/2025). Menurut Agusman profil risiko perusahaan pembiayaan masih terjaga. Rasio NPF nett masih di bawah 1% atau 0,92%. Posisi Februari 2025 pun turun dibandingkan dengan angka Januari 2025. Adapun pada periode yang sama, pertumbuhan pembiayaan modal ventura mengalami kontraksi 0,93% yoy, menjadi Rp 16,34 triliun. Sementara itu, untuk P2P lending, outstanding pembiayaan tumbuh 31,06% yoy per Februari 2025. Persentase pertumbuhan Februari lebih baik dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang sebesar 29,94% yoy. (mkh/mkh) Saksikan video di bawah ini: Video: Bos OJK: Investor Ritel Domestik Jadi Kekuatan Pasar Modal RI Next Article OJK Apresiasi CNBC Indonesia Sebagai Media Terproduktif [1]References^ Next Article OJK Apresiasi CNBC Indonesia Sebagai Media Terproduktif (www.cnbcindonesia.com)Sumber Share this post Link to post Share on other sites