Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BI gelar Seminar Internasional Guna Perkuat Basis Analisa Krisis

Recommended Posts

DENPASAR, Bali: Proyeksi ekonomi global pada tahun depan yang penuh ketidakpastian memaksa negara berkembang seperti Indonesia terus memperbaharui analisa dan solusi dalam menghambat dampak krisis Uni Eropa dan pelambatan ekonomi Amerika Serikat menjalar ke dalam negeri.

 

Atas kondisi itu, Bank Indonesia menyelenggarakan Seminar Internasional guna mempelajari beberapa proyeksi ekonomi 2012 dari beberapa pakar serta mencari solusi yang akan diterapkan sebagai respon kebijakan.

 

Seminar yang bertemakan The Intesifying Global Economic Turmoil: How Should Emerging Economies Respond, diselenggarakan mulai pagi ini hingga sore nanti di Grand Hyatt, Nusa Dua, Bali.

 

Rizal A. Djaafara, Direktur Pusat Pendidikan dan Studi Kebanksentralan BI, mengatakan seminar yang telah menjadi agenda rutin ini dibagi dalam dua sesi. “Sesi pertama akan ada pemaparan dari IMF [Lembaga Moneter Internasional] dan juga praktisi yang cukup berpengalaman dari Citibank dan Standard,Chartered” ujarnya hari ini.

 

Adapun sesi kedua, lanjutnya, akan diisi materi pengalaman negara berkembang dalam menghadapi krisis. Dalam sesi ini penyelenggara juga mengundang J. Sudrajat Djiwandono mantan Gubernur BI untuk memaparkan pengalaman krisis 1997-1998.

 

Menurut Rizal, latar belakang diselenggarakan seminar ini adalah ketidakpastian ekonomi global pada 2012. Beberapa paket penyelamatan berjumlah besar untuk negara Eropa yang mengalami krisis utang, masih diragukan oleh pasar efektivitasnya.

 

Program pemotongan anggaran di beberapa negara Eropa berpotensi menjadi sumber gejolak politik dan protes yang radikal dari masyarakat. Kekhawatiran terus meningkat akibat penurunan peringkat surat utang beberapa negara yang mendorong pembalikan arus modal keluar dari negara-negara berkembang,

 

Hal tersebut dinilai akan memberi tekanan depresiasi nilai pasar saham dan obligasi, bila ditinjau dari sisi keuangan. Dampak lainnya permintaan ekspor negara berkembang akan menurun secara tajam akibat melambatnya ekonomi negara maju.

 

“Ditinjau dari proyeksi ekonomi global yang penuh ketidakpastian dan solusi yang masih belum kunjung meyakinkan, pada pengambil kebijakan, praktisi, akademisi, harus memperbaharui pendekatan konvensional terhadap kebijakan makroekonomi dan moneter,” ujarnya. (api)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...