VENDOR JASA PASANG WALLPAPER CUSTOM DI BATU

[bot 0]

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai bagian dari Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Perjudian Daring telah meminta bank untuk memblokir sekitar 8.500 rekening yang terindikasi terafiliasi dengan aktivitas judi online sepanjang 2024.

Jumlah ini berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Digital sebagai bagian dari tugas Satuan Tugas (Satgas) Pemberantasan Perjudian Daring yang dibentuk melalui Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 21 Tahun 2024.

Selain memblokir rekening, OJK meminta perbankan menindaklanjuti data tersebut dengan menutup rekening yang memiliki kesesuaian dengan Nomor Induk Kependudukan (NIK). Perbankan juga diminta melaksanakan Enhance Due Diligence (EDD) dan melaporkan transaksi keuangan mencurigakan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).

Langkah ini sejalan dengan komitmen OJK dalam menjaga stabilitas sektor keuangan nasional.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Dian Ediana Rae, menyampaikan bahwa OJK terus mendorong penguatan manajemen risiko, termasuk melalui pengelolaan risiko permodalan dan peningkatan kualitas tata kelola di industri perbankan.

Selain itu, OJK juga mengimbau perbankan untuk menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) 2025-2027 yang memperhatikan perkembangan ekonomi global dan domestik. Fokus strategi tersebut mencakup peningkatan penyaluran kredit di sektor UMKM serta kerja sama dengan perusahaan fintech peer-to-peer lending.

Dian menegaskan, perbankan harus tetap menjaga prinsip kehati-hatian, inovasi, dan integritas untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang sehat dan berkelanjutan. Langkah ini menjadi bagian dari upaya OJK untuk melindungi sektor keuangan sekaligus memberantas aktivitas ilegal yang merugikan masyarakat.

(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Siap-Siap! Aturan IPO & Listing di BEI Bakal Diperketat!

Next Article Jangan Sembarang Jual Rekening, Bisa Berujung Masuk Daftar Hitam ^[1]

References

1. ^{^} Next Article Jangan Sembarang Jual Rekening, Bisa Berujung Masuk Daftar Hitam (www.cnbcindonesia.com)

Sumber