cahyadi Pemilik Lapak 0 Posted November 20, 2011 NUSA DUA, BALI, KOMPAS.com -- Bali mendapat kunjungan dari legenda musik asal Chicago, Illinois, AS, Quincy Jones (78). Dari pulau tersebut, Q--panggilan akrab Quincy Jones--mengajak mereka yang berkecimpung dalam industri musik untuk menemukan jalan keluar menghadapi pembajakan. Aranjer musik, produser musik, konduktor, komposer musik film, produser program televisi, dan pemain terompet ini datang untuk acara Gong! Creative Talkshow & Dinner, yang digelar di Peninsula, Nusa Dua, Bali, Sabtu (19/11/2011). Dalam acara yang dicetuskan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, itu, Q diminta bertukar pikiran dengan sebagian dari mereka yang berkecimpung dalam industri musik Indonesia. Sebut saja, Dwiki Dharmawan dan Abdee "Slank" Negara. Dalam diskusi tersebut, peraih 27 penghargaan Grammy ini melontarkan antara lain kekhawatirannya akan masa depan musik dan musisi. Pasalnya, tak bisa dipungkiri, penjualan musik dalam kemasan fisik, seperti CD dan kaset, melemah sejak dua dekade lalu. Penyebabnya, pembajakan yang merajalela dan kemajuan teknologi yang membuat orang bisa mengunduh lagu secara gratis. "Coba bandingkan apa yang anda jual 20 tahun lalu dengan sekarang?" tanya produser musik album Thriller (mendiang) Michael Jackson serta produser musik dan konduktor untuk lagu "We Are The World" ini. Q mengajak mereka yang berkecimpung dalam industri musik, dari pemusik hingga pemodal, sama-sama bertindak untuk mengatasi masalah yang bagaikan benang kusut itu. Adib Hidayat dari majalah Rolling Stone keluaran Indonesia menyampaikan jalan keluar pilihan yang sudah dilakukan di mana-mana untuk menangani masalah tersebut. "Ada salah satu bentuk penjualan lain, seperti mem-bundle CD dengan paket restoran cepat saji. Hasilnya juga cukup lumayan, terjual sampai dua juta keping," kata Adib. Menteri Pariwsata dan Ekonomi Kreatif mengakui bahwa banyak yang harus dibenahi untuk mengembangkan industri musik Tanah Air. Ia berharap Pemerintah bisa menemukan solusi yang menguntungkan semua pihak. "Pembajakan hasil karya musik tentu masih menjadi masalah utama, namun pada saat yang bersamaan Pemerintah harus juga memfasilitasi dan menyediakan sarana agar musisi juga dapat berkarya dan mengembangkan kreativitas, misalnya dengan menyediakan ruang-ruang publik dan membantu agar musisi Indonesia dapat go international," ucap sang menteri. Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement Sumber Share this post Link to post Share on other sites