Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Bank Dunia: Standardisasi laporan keuangan perbaiki iklim investasi

Recommended Posts

JAKARTA: Bank Dunia menegaskan pentingnya penerapan dan pengawasan pelaporan keuangan berstandar Internasional guna memperbaiki iklim investasi.

 

Hal itu diperlukan sekaligus untuk mengantisipasi ancaman krisis ekonomi global dan interkonektivitas sistem ekonomi dengan negara-negara kawasan.

 

Samia Msadek, Regional Manager Financial Management Bank Dunia untuk Kawasan Asia Timur dan Pasifik mengatakan standar pelaporan itu juga membantu pembentukan kepercayaan investor asing.

 

"Kalau investor punya lingkungan yang terpercaya, sistem pelaporan keuangan dan regulasi investasi yang solid tentu saja investor mau investasi," ujarnya.

 

Msadek berbicara dalam pemaparan Laporan Ketaatan Kode dan Standar Akuntansi & Auditing (Report on the Observance of Standards and Codes) yang digelar di Jakarta hari ini.

 

Dalam ROSC, Bank Dunia mencatat tiga kemajuan dalam kerangka akuntansi dan audit laporan keuangan di Indonesia, yakni telah ditetapkannya aturan tentang akuntan publik dalam UU No.5/2011.

 

Kemudian konvergensi menuju International Financing Standard Report (IFSR), dan pengawasan laporan keuangan yang berstandar internasional.

 

Menurut Bank Dunia, dengan selarasnya pelaporan finansial dan audit dengan standar internasional, investor dapat memperoleh laporan keuangan yang lebih kokoh dan terpercaya.

 

Kepala Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan Bappepam-LK Etty Retno Wulandari mengungkapkan saat ini ada lebih dari 120 negara yang menerapkan standar IFSR dalam sistem akuntansi dan auditing.

 

“Kalau standar laporan keuangan perusahaan kita berstandar internasional, kan jadi comparable dengan perusahaan di negara lain. Ini penting untuk memberikan persepsi positif pada investor,” paparnya.

 

Mulai tahun ini, pemerintah mengupayakan konvergensi dari Panduan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) menuju IFRS dalam Indonesian Financial Accounting Standards (IFAS).

 

"Sekarang tahap penyelarasan, sosialisasi, dan pelatihan menuju konvergensi penuh dengan IFAS,” kata Etty.

 

Upaya tersebut dilakukan dengan meningkatkan jumlah dan kualitas akuntan publik melalui kerja sama dengan Ikatan Akuntansi Indonesia dan Institut Akuntan Publik Indonesia.

 

Kemudian juga asistensi dari Bank Dunia. "Saat ini jumlah akuntan publik yang menguasai akuntasi dan audit dengan standar internasional masih sangat minim, ini yang akan kami dorong," tuturnya.

 

Dukungan Bank Dunia diwujudkan melalui asistensi, pelatihan, berbagi pengalaman dan informasi seputar IFRS.

 

Rekomendasi

Berkaitan dengan hal ini, Bank Dunia memaparkan sejumlah rekomendasi untuk semakin meningkatkan infrastruktur audit dan akuntansi.

 

Rekomendasi itu a.l. membangun kapasitas Bapepam-LK dan Bank Indonesia dalam meninjau laporan-laporan keuangan dan pembaruan kerangka kebijakan yang dapat memperkuat arsitektur finansial di Indonesia.

 

"Penerapan rekomendasi tersebut sebaiknya merupakan kolaborasi antarbadan pengatur sektor keuangan, profesi akuntansi, dan mitra pembangunan internasional,"  tutur Msadek.

 

ROSC merupakan inisiatif Bank Dunia bersama Dana Moneter Internasional (IMF) usai krisis keuangan pada akhir 1990-an.

 

Laporan yang berisi kajian dan rekomendasi ini diupayakan untuk membantu negara-negara anggota memperkuat sistem keuangan dengan meningkatkan kemampuan sesuai standar internaisonal.

 

Kajian ROSC akuntansi dan audit di Indonesia pertama kali dilakukan pada 2005 dan dipublikasikan pada November 2006.

 

Indonesia Financial Accounting Standards diarahkan menuju konvergensi dengan IFRS pada 2008. Hingga paruh 2010, baru 55% aturan IFRS yang diadopsi penuh di Indonesia. (Ana Noviani/Bsi)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...