Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Volume perdagangan RI-Rusia ditargetkan US$5 miliar

Recommended Posts

JAKARTA: Indonesia-Rusia menargetkan peningkatan volume perdagangan hingga US$5 miliar atau naik lebih dari 300% dari realisasi kuartal II/2011 sebesar US$1,5 miliar.

 

Dalam pertemuan bilateral tingkat tinggi ini, pemerintah RI diwakili oleh Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa, Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Menteri ESDM Jero Wacik, dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Armida Alisjahbana. Sementara itu, delegasi Republik Federasi Rusia diwakili oleh Wakil Perdana Menteri Sergey Ivanov.

 

“Pembicaraan kedua belah pihak bersifat konstruktif dan produktif,” ujar Menko Perekonomian, hari ini.

 

Hatta memaparkan dalam lima tahun terakhir volume perdagangan Indonesia-Rusia terus mengalami peningkatan. “Perdagangan naik 67,63% dari 2010, realisasi bulan Juli [2011] sudah US$ 1,5 miliar. Kami sepakat pada 2014 naik menjadi US$5 miliar,” ujar Hatta.

 

 

Di sisi investasi, Rusia sangat tertarik pada sektor pertambangan di Indonesia. Menurut Hatta, Rusia akan berinvestasi di industri smelter nikel dan bauksit, serta mineral-mineral lainnya.

 

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat yang juga hadir dalam acara ini mengungkapkan Rusia merupakan negara yang sangat potensial untuk berinvestasi di bidang smelter nikel maupun tembaga, karena Rusia memiliki pengalaman dan teknologi di bidang itu.

 

Investasi Rusia di bidang tambang yang sudah mulai berjalan a.l. pabrik smelter nikel oleh Solway Inc. di Halmahera dengan total investasi US$6 miliar. Menurut Hidayat, industri tembaga, alumunium dan besi baja juga berpotensi untuk dijajaki investor Rusia. “Saya sih mengharapkan, kalau dia masuk ke smelter [nilai investasinya] US$ 6-7 miliar,” ujar Hidayat.

 

Namun, Hidayat juga mengingatkan pada 2014 Indonesia memiliki komitmen untuk tidak mengekspor raw material produk tambang. Untuk itu, pihaknya mendorong industri hilirisasi produk tambang dan sumber daya alam, salah satunya industri oil chemical dari CPO. “Sekarang mereka terima ekspor CPO kita, saya mengajak mereka investasi di sini, CPO-nya kita jamin,” ujarnya.

 

Selain itu, kerja sama sektor transportasi juga mulai dilirik Rusia. Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Herry Bakti mengungkapkan ada komitmen pembelian 30 pesawat komersial jenis Sukhoi Super Jet 100 buatan Rusia oleh maskapai penerbangan Indonesia.(api)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...