Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

cahyadi

Wawancara dengan Yockie (1): Ian Tak Melek Hukum

Recommended Posts

JAKARTA, KOMPAS.com -- Pada 20 Oktober 2011 dini hari, pemusik kawakan Yockie Suryo Prayogo, melalui wall akun pribadi Facebook-nya, membeberkan kepada publik konflik panjangnya dengan God Bless, band legendaris yang pernah dihuninya pada 1988-2003. Apakah yang menyebabkan Yockie tiba-tiba melancarkan aksinya itu? Silakan simak hasil wawancara yang dilakukan oleh Kompas.com terhadap Yockie, di kediamannya di kawasan Serpong, Tangerang, Banten, 20 Oktober 2011 malam. Hasil wawancara itu kami publikasi dalam beberapa bagian.

 

Mengapa tiba-tiba anda membuka tabir konflik anda dengan God Bless, termasuk kejadian tahun 2003 (yang, menurut Yockie, ia sampai ditodong dengan senjata api genggam), yang selama ini menjadi rahasia God Bless?

 

Saya berbicara pascakejadian ya. Jadi, sebetulnya semenjak 2003 itu tentu saja bukan saya sendiri, tapi kami semua berusaha berpikir rasional ya. Kami kan bukan anak kecil lagi, bahkan sudah dewasa dan masuk ke usia tua ya. Jadi, tentu pertimbangannya tidak mau ribut-ribut.

 

Hanya saja, dunia terus bergerak, zaman bergerak. Kalau dulu, di zaman 1970-an, orang main musik dianggap hobi. Artinya, profesi musik hanya sambilan. Kami tidak mendapat legitimasi pengakuan bahwa itu suatu profesi yang cukup bisa menjadi sandaran. Karena itu, pada saat itu hukum dan aturan tidak ada, sehingga banyak lagu saya yang tidak jelas di mana masternya. Proses itu yang melatarbelakangi saya di zaman yang mulai berubah dan membuat saya ingin melakukan pembenahan mengenai apa saja yang saya lakukan sepanjang hidup, yang dulu tidak terfasilitasi oleh undang-undang dan peraturan, oleh hukum dan mekanisme banyak hal.

 

Bukan hanya kasus ini saja, banyak pula lagu saya di Musica Studios yang saat saya rekaman ingin saya benahi semua. Banyak pula yang di luar studio, lagu-lagu saya ingin saya benahi semua. Dengan Dian Pramana Putera dan penyanyi lain yang enggak jelas juga ingin saya benahi semua.

 

Selama proses itu berjalan, khususnya lagu-lagu saya di God Bless itu, saya mencoba menempuh jalan yang agak berbeda. Oke lah, saya tempuh cara-cara yang lebih bijaksana, persuasif lah, dengan harapan akan ada suatu komunikasi yang terjalin hingga akhirnya bisa disesuaikan baik-baik. Itu intinya.

 

Kejadian pertama setelah peristiwa itu (kejadian 2003), mereka (God Bless) main di sebuah acara di (panggung majalah) Rolling Stone (di Jakarta), ada acara pemberian anugerah. Mereka main di depan saya, juga tanpa ada suatu pernyataan bahwa apa lah atau ada upaya menjalin komunikasi untuk lebih baik. Bahkan, saya yang harus menghampiri mereka dengan upaya marilah kita berkomunikasi dengan baik-baik agar usaha saya menginventarisasi lagu-lagu saya bisa dilakukan baik-baik.

 

Lagu saya kan banyak, saya tidak menyebutkan lagu A atau lagu B. Itu yang pengin saya benahi di God Bless. Lagu itu bukannya enggak jelas, semua jelas di God Bless, pencipta siapa, lirikus siapa, itu jelas. Hanya saja, semua hukum belum tertata zaman dulu, namun sekarang sudah tertata dengan baik. Lalu bagaimana respon God Bless menanggapi usaha anda itu?

 

Upaya persuasif secara pertemanan dan persaudaraan itu sudah saya lakukan, tapi juga tidak mendapatkan respon dengan baik. Bahkan, di salah satu media pernah saya baca, Yockie keluar dari God Bless, itu jawabannya (God Bless) selalu menyakitkan hati saya. Antara lain, kalau boleh saya katakan, 'Ya, sudah enggak butuh Yockie saja' atau ada juga yang mengatakan, 'Sama Yockie sudah enggak cocok, Yockie warnanya berubah, bukan warna God Bless lagi.' Buat saya ini menyakiti hati saya, karena bukan itu permasalahannya. Tapi, saya diam saja, saya tidak menuntut, karena saya juga enggak mau ribut-ribut. Sampai beberapa kali saya singgung ke teman-teman, tapi enggak ada tanggapan juga.

 

Sampai pada akhirnya mereka main di acara legenda kemarin (Let's Have Fun with the Legends di Jakarta, 16 Oktober 2011), istri saya mengatakan, 'Mereka itu gimana sih, kok enggak minta izin juga?' Dari situ akhirnya saya tulis di Facebook saya, 'Gimana sih orang-orang itu'. Padahal, ini sudah delapan tahun (dari 2003). Saya selalu mengajak mereka bicara baik-baik. Saya undang mereka ke acara konser saya, dengan harapan ketika mereka datang kami bisa berbicara baik-baik. Tapi, mereka juga tidak datang, yang datang hanya Donny Fattah Gagola saja.

 

Tapi, Donny pun juga tidak bisa bilang apa-apa. Ia hanya bilang, 'Yock, sebenarnya banyak yang bisa kita obrolin, tapi gue enggak ngerti harus ngomong apa.' Jadi, Donny memang tahu banyak yang harus diobrolin, tapi dia tidak bisa memutuskan apa-apa, karena kan (God Bless) kolektif.

 

Saya sempat menanyakan ke Donny, 'Mana Iyek (Achmad Albar)?' Donny bilang, 'Iyek macannya lagi sakit, dia kan melihara macan.' Terus, saya tanya lagi, 'Ian ke mana?' 'Ian lagi rekaman,' jawab Donny. Ya sudah, saya iya-iyain saja, meski saya kecewa. Sama sekali saya tidak menanggapi kalimat arbitratif yang menyakiti saya. Apakah anda merasa God Bless kurang memahami masalah undang-undang hak cipta?

 

Selalu saja ada obrolan yang saya dengar, 'Lho lagu itu kan di grup, kalau lagu sudah di grup ya milik sama-sama dong!' Nah, dari situ saya merasa ada missleading, ada yang salah mengerti mengenai aturan main, ada yang kurang mengerti masalah hukum.

 

Jangan dipikir sekarang ini tahun 1970-an, ini 2011 nih, bukan zaman-zaman itu. Oh, ternyata mereka enggak tahu aturannya. Kalau mereka enggak tahu aturannya, jangan berbuat seenaknya dong. Ini yang membuat saya harus bergerak, supaya mereka taat aturan, supaya mereka melek hukum.

 

Terlebih lagi, hari ini (20/10/2011), saya baca di media, yang merespon balik itu Ian Antono. Dia mengatakan persis seperti yang teman saya katakan di akun Facebook saya. Dia mengatakan bahwa, 'Tidak ada larangan dalam sebuah grup menyanyikan lagu orang lain kecuali untuk rekaman.'

 

Nah, ini mereka enggak mengerti ya, performing rights pun dilindungi, ada undang-undangnya. Sejauh itu ada transaksi ekonomi, itu pasti dilindungi oleh hukum. Kecuali mereka mau main di acara sosial, bakti sosial, bencana alam, yang tidak ada uangnya, itu sah-sah saja. Tapi, kalau sudah masuk ke wilayah komersial, itu sama saja wilayah hukum, tidak bisa seenaknya. Artinya, Ian Antono sendiri tidak melek hukum.

 

Oleh karena itu, saya pikir, saya tidak bisa lagi sendiri. Ini wilayah hukum yang berbicara, ya kan? Saya, melalui biro hukum saya, meminta berbicara ke mereka, ini lho aturannya, agar jangan seenaknya menyanyikan lagu orang, karena performing rights pun ada aturannya, dilindungi. Selama itu berhubungan dengan komersial, harus dilindungi.

 

Jadi, kalau pertanyaannya kenapa baru sekarang (diungkap), itu karena saya selama ini berusaha meredam. Mereka mau ngomong bahwa saya ya ini lah ya itu lah, itu saya enggak mau tanggapi. Cuma, saya mendapat informasi bahwa ucapan mereka itu sudah kelewatan. Kesabaran saya bukannya habis, tapi sudah cukup lah waktunya.

 

Mereka mengklaim sudah beberapa kali berusaha meminta izin kepada anda, tapi sulit, apakah benar seperti itu?

 

Tidak! Saya bantah itu. Saya bantah itu dengan tegas! Tidak ada pernah satu pun, entah itu Donny Fattah, Achmad Albar, Ian Antono, secara langsung meminta izin untuk merekam lagu "Kehidupan" atau "Menjilat Matahari" atau apa pun itu untuk direkam. Tidak pernah sama sekali.

 

Apa ada upaya untuk saling berangkulan kembali?

 

Tapi, memang pernah, pada awal 2004 Ian Antono mengadakan pertemuan dengan saya, baik pertemuan secara langsung atau pun melalui telepon, sekali-dua kali untuk membicarakan kemungkinan-kemungkinan mengadakan reunian, bukan membicarakan masalah rekaman. Ibaratnya, Ian berusaha menjadi penengah, ibarat kasarnya, 'Sudah lah kita kan sudah tua-tua, sudah lah kita baikan lagi.'

 

Saya pun menyambut itikad baik dia. Saya pun punya itikad serupa. Apalagi, yang mengajak dia ke God Bless itu kan saya. Dalam hati saya, 'Sudah lah enggak usah mikir tua karena kita ini sudah pada tua.' Tapi, saya katakan kepada Ian, 'Apakah kamu bisa jamin yang bersangkutan sudah sembuh (dari narkoba)?'

 

(berlanjut ke bagian kedua)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...