Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Roubini; Negara berkembang akan topang ekonomi global

Recommended Posts

JAKARTA: Indonesia bersama negara-negara berkembang lainnya akan menjadi tulang punggung pertumbuhan perekonomian global, menggantikan negara-negara maju yang saat ini sedang terbelit krisis keuangan.

 

Profesor Stern School of Business New York University Nouriel Roubini menuturkan Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya telah menggeser peran negara maju sebagai mesin perekonomian global.

 

“Kunci utama yang menjadikan negara-negara berkembang menjadi motor ekonomi global adalah konsumsi domestik yang kuat sehingga produksi dalam negeri bisa terserap oleh pasar lokal,” dalam kuliah ekonomi bertajuk Global Economic Challenges and Its Impact on Indonesia ujarnya hari ini.

 

Menurut Roubini, rata-rata kontribusi konsumsi domestik negara-negara berkembang terhadap PDB mencapai 60%. Hal ini memungkinkan perekonomian negara emerging market tetap mencatatkan pertumbuhan

ekonomi.

 

Kondisi yang sedikit berbeda terjadi di China, di mana kontribusi konsumsi domestik hanya 35% dari PDB, karena sebagian besar perekonomiannya digerakkan oleh ekspor. Kondisi ini akan berdampak

terhadap kekuatan ekonomi negara tersebut.

 

“Agak berat bagi China untuk menjadi lokomotif perekonomian dunia karena pasar ekspornya tergerus oleh krisis ekonomi global. Sebagai gantinya, muncul Indonesia, India dan Brasil sebagai kekuatan ekonomi baru,” lanjutnya.

 

Perhatikan pendidikan

Guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional berkelanjutan, kata Roubini, Indonesia perlu memperbesar investasi langsung. Selain itu, pemerintah harus lebih memperhatikan pendidikan dan kapasitas pekerja

sektor swasta.

 

Roubini mengingatkan tantangan yang dihadapi perekonomian Indonesia di antaranya inflasi, minimnya infrastruktur, serta human capital.

 

Terkait inflasi, Roubini menyatakan Indonesia sebenarnya sudah bisa “menjinakkan” masalah tersebut. Akan tetapi, jika suplai atas demand yang ada mengalami gangguan, kondisi itu akan kembali membangkitkan masalah ini.

 

“Untuk itu, Indonesia perlu meningkatkan kualitas infrastruktur dan pemerintah harus memperhatikan masalah pendidikan agar keberlanjutan pertumbuhan ekonomi bisa terjaga. Pemerintah juga perlu segera

merealisasikan public private partnership guna mendorong pertumbuhan infrastruktur,” ungkapnya.

 

Selain sebagai pengajar di New York University, Roubini tercatat juga pernah menjadi Dewan Penasihat Ekonomi Kepresidenan Amerika Serikat. Selain itu, sejumlah posisi di World Bank dan Dana Moneter

Internasional (IMF) pernah didudukinya.

 

Salah satu proyeksinya yang menjadi referensi adalah mengenai kebangkrutan ekonomi Amerika Serikat akibat subprime mortgage, ketika ekonom lain memperkirakan ekonomi negara tersebut akan tetap tumbuh ke depannya.

 

Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas Prasetijono Widjojo menyatakan pemerintah akan memberikan perhatian yang lebih kepada perbaikan infrastruktur fisik maupun sosial.

 

“Caranya adalah dengan memfokuskan penggunaan APBN dan APBD sesuai peruntukannya. Sudah ada payung hukum untuk menggunakan dana yang berasal dari APBN,” katanya.

 

Ekonom Danareksa Purbaya Yudhi Sadewa saat dimintai pendapat menyatakan sebenarnya China masih bisa menjadi kekuatan ekonomi global bersama negara berkembang lainnya.

 

“Kalaupun terjadi perlambatan, hal itu merupakan by design agar perekonomiannya tidak terlalu overheating. Kami melihat China tetap masuk sebagai kekuatan ekonomi dunia,”kata Purbaya. (Bsi)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...