Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BI yakin cadangan devisa naik lagi kuartal IV

Recommended Posts

JAKARTA: Bank Indonesia optimistis cadangan devisa Indonesia yang sempat anjlok US$10 miliar akan kembali meningkat dalam kuartal IV/2011. Pasalnya, gonjang-ganjing pasar diperkirakan sudah reda.

 

"Kalau melihat kondisi saat ini, kami lebih optimis karena SBN [surat berharga negara] sudah masuk, saham juga sudah masuk per hari sekitar Rp1 triliun," ujar Ketua Kelompok Pengembangan Model, Biro Riset Ekonomi, Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter Bank Indonesia, Harmanta, Rabu 19 Oktober.

 

Meski transaksi berjalan sempat tertekan dan berefek pada depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, mulai menggeliatnya transaksi modal dan finansial dalam bentuk foreign direct investment dan portofolio obligasi kembali menopang penguatan rupiah.

 

BI mengaku belum dapat memproyeksikan apa akan terus melakukan intervensi terhadap pasar keuangan untuk stabilitasi nilai tukar seperti yang dilakukan sepanjang September lalu. Pasalnya, diperlukan koordinasi bersama dengan pemerintah.

 

"Kalau pemerintah buyback SUN, kita pasif. Harus koordinasi dengan pemerintah, harus melihat sequence dan waktu. Banyak yang harus kami pertimbangkan untuk intervensi," tegas Harmanta.

 

Menjaga cadangan devisa di level yang aman merupakan hal yang penting karena cadangan devisa merupakan amunisi untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah.

 

Per September cadangan devisa Indonesia tercatat US$114,5 miliar atau 6,5 kali impor dan pembayaran utang pemerintah. Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) juga diperkirakan tetap masih mencatat surplus yang besar.

 

Selain itu, Bank Indonesia juga masih mengkaji dampak penurunan suku bunga acuan atau BI Rate sebesar 25 basis poin ke level 6,5% pada awal Oktober lalu.

 

"Kami belum ada rencana untuk menurunkan BI Rate lagi. Yang kemarin saja kan implementasinya memerlukan waktu supaya bisa kita evaluasi," ujar Harmanta.

 

BI juga memproyeksikan kinerja ekspor impor akan mengalami perlambatan seiring melemahnya permintaan internasional akibat kekhawatiran terhadap prospek ekonomi dunia.

 

Namun, pertumbuhan ekonomi di negara-negara Asia yang relatif tinggi diperkirakan akan menjadi penopang ekspor. Pasalnya, negara-negara Asia menjadi pangsa pasar utama berbagai komoditi primer Indonesia yang cenderung lebih rendah elastisitasnya terhadap gejolak permintaan.

 

Sejalan dengan kinerja ekspor yang berpotensi mengalami perlambatan, impor juga diperkirakan akan melambat. Harga komoditas yang menurun juga diperkirakan akan memberikan tekanan pada kinerja ekspor-impor.

 

"Inflasi tahun depan kami perkirakan 4,5% plus minus 1%. Moderasi perekonomian global menyebabkan berkurangnya tekanan inflasi dari sisi harga impor, peraturan pemerintah terkait komoditas strategis harus diperhatikan," ujar Harmanta.

 

Atas indikator makro ekonomi yang dipaparkan, BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2012 berada pada kisara 6,2-6,7%, sedangkan kuartal IV/2011 diperkirakan mencapai 6,7% sehingga total pertumbuhan tahun ini sebesar 6,6% atau 0,1% lebih tinggi dari asumsi APBN-P 2011 yakni 6,5%. ((Ana Noviani/ea)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...