IHSG Diproyeksi Lesu Hari Ini

[bot 0]

Jakarta -

Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengklaim berhasil membuka sekitar 9 juta pekerjaan selama tiga bulan terakhir. Namun pembukaan tersebut mendapat banyak respon dari masyarakat AS sendiri.

Mengutip CNN, Senin (10/8/2020), banyak masyarakat AS yang membagikan ceritanya kepada CNN. Rata-rata cerita yang disampaikan mengenai penawaran pekerjaan paruh waktu hingga pemotongan gaji.

Seperti yang dialami Sarah Thomas, dia berhasil kembali bekerja di sebuah perusahaan merchandise tapi penghasilannya tidak cukup membayar tagihannya. Dia hanya ditawari kerja antara 15 sampai 20 jam seminggu daripada sebelumnya fulltime. Selain itu, gaji per jam nya dipotong US$ 4 menjadi US$ 10.

"Saya bisa pergi bekerja, tetapi penghasilan saya tidak cukup bahkan untuk membayar sewa," kata warga Gainesville, Florida.

Di bulan Juli, ekonomi AS berhasil menciptakan 1,8 juta pekerjaan baru, namun jumlah orang yang bekerja paruh waktu naik 803.000 menjadi 24 juta.

"Kami menambahkan lebih banyak pekerjaan daripada yang diharapkan banyak orang, tetapi keuntungannya sebenarnya tidak proporsional sebagai pekerja paruh waktu," kata Kate Bahn, Direktur Kebijakan Pasar Tenaga Kerja dari Washington Center for Equitable Growth.

Berdasarkan catatan, ada 620.000 pekerja paruh waktu yang menginginkan bekerja penuh waktu. Maka dari itu Partai Demokrat menyebut pasar tenaga kerja masih lemah, banyak warga AS yang di PHK dan membutuhkan bantuan.

Namun demikian, Partai Republik menilai bantuan yang diberikan dapat membantu memulihkan ekonomi. Republik menilai kelanjutan bantuan tambahan US$ 600 akan menghalangi jumlah pekerja kembali ke angkatan kerja. Sebab, bila digabungkan dengan tunjangan negara maka besarannya lebih besar dari gaji yang biasa diterima.

Simak Video "Kanye West Yakin Mampu Kalahkan Joe Biden"
[==]
(hek/fdl)

Sumber