bot 0 Posted Juli 11, 2020 Jakarta - Musim giling tebu untuk diproduksi menjadi gula sudah dimulai sejak akhir Juni 2020 lalu. Hingga saat ini, petani tebu sudah memproduksi 200.000 ton gula kristal putih (GKP). Asosiasi petani tebu yaitu Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) menargetkan produksi selama musim giling (akhir Juni-Oktober) 900.000 ton. Untuk itu, sebanyak 12 perusahaan importir telah ditugaskan untuk menyerap gula di petani dengan harga Rp 11.200/kg. Langkah ini dilakukan untuk mencegah jatuhnya harga gula di petani. "Semalam pukul 21.30 WIB telah ditandatangani kesepakatan pembelian gula petani oleh importir gula di kantor Kementerian Koordinator Perekonomian. Kesepakatan kedua belah pihak antara APTRI yang mewakili petani tebu dan pihak importir gula," kata Sekjen APTRI M Nur Khabsyin kepada detikcom, Sabtu (11/7/2020). Adapun daftar 12 perusahaan tersebut antara lain PT Sugar Labinta, PT Dharmapala Usaha Sukses, PT Makassar Tene, PT Berkah Manis Makmur, PT Permata Dunia Sukses Utama, PT Sentra Usahatama Jaya. Kemudian, PT Medan Sugar Industry, PT Andalan Furnindo, PT Angels Products, PT Kebun Tebu Mas, PT Adikarya Gemilang, dan PT Priscolin. Nur mengatakan, 12 perusahaan tersebut sudah siap menyerap gula di petani seharga Rp 11.200/kg. "Petani tebu seluruh Indonesia agar tidak menjual gulanya dibawah Rp 11.200/kg," ujarnyaX Namun, ia mengatakan petani diperbolehkan menjual di atas Rp 11.200/kg. Ia pun menilai wajar jika ada kenaikan sedikit nantinya di tingkat konsumen. Sebagai informasi, harga acuan gula di tingkat konsumen menurut Permendag nomor 7 tahun 2020 ialah Rp 12.500/kg. "Ya harga kan dinamis. Kalau naiknya wajar saja ya nggak apa-apa," tutup Nur. Simak Video "Dear Pemerintah, Pembuat Gula Aren Purwakarta Minta Bantuan"[==](hns/hns) Sumber Share this post Link to post Share on other sites