Transmart Full Day Sale, Bed Set Diobral Gede Jadi Semurah Ini

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Pemerintah dan Badan Anggaran DPR perlu memperjelas alokasi dan peruntukan dana hasil optimalisasi penerimaan dan belanja negara dalam pembahasan RAPBN 2012 yang transparan.

 

"Dalam situasi seperti sekarang, transparansi dan kepastian pembahasan APBN, akan memulihkan kredibilitas mereka," ujar Guru Besar Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika semalam.

 

Menurut dia, hasil optimalisasi penerimaan pajak yang harus dilihat kaitannya dengan resesi ekonomi yang terjadi di negara maju.

 

Untuk itu, disain peruntukannya harus bagus sejak sekarang, dengan mempertimbangkan pula kebutuhan untuk cadangan risiko fiskal.

 

"Saya kira sebaiknya peruntukan dana optimalisasi itu sekaliam didesain secara bagus sejak sekarang agar pemerintah sejak awal sigap menangani resesi atau krisis," katanya.

 

Apabila dikemudian hari, lanjut dia, ada beberapa program yang tidak relevan, maka masih bisa diperbaiki dalam perubahan APBN 2012.

 

"Upaya ini juga untuk menepis kecurigaan, baik terhadap pemerintah maupun Banggar, seakan-seakan dana optimalisasi itu akan dipakai untuk kepentingan lain."

 

 

Kesepakatan Banggar

 

Menteri Keuangan Agus D.W.Martowardojo sempat mengungkapkan perkembangan pembahasan RAPBN 2012 di Badan Anggaran.

 

Kesepakatan yang terjadi a.l. optimalisasi anggaran bruto hingga Rp20,4 triliun yang sumbernya a.l. dari kenaikan penerimaan pajak Rp13,2 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp5,3 triliun.

 

Direktur PNBP Askolani menjelaskan yang mengalami penyesuaian target pada pos penerimaan nonpajak ada di migas, sumber daya alam pertambangan umum, dividen BUMN, dan beberapa PNBP kementerian/ lembaga.

 

"Tapi itu baru penyesuaian sementara, Yang dominan dari PNBP Migas, kemudian tambahan dari sumber lainnya relatif seimbang kontribusinya," tuturnya. (Bsi)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber