Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Daftar Utang Dolar Perusahaan Telko, Indosat Paling Terimbas

Recommended Posts

SAHAM DAN VALAS

Selasa, 27 Agustus 2013 15:53 wib

Rezkiana Nisaputra - Okezone

zyth9F3bJY.jpgIlustrasi. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Fitch Ratings menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ini menyebabkan utang di perusahaan telekomunikasi di Indonesia ikut terpengaruh. Pasalnya, pada periode Februari hingga Agustus 2013, sejumlah perusahaan telekomunikasi terkena imbas pelemahan rupiah yang melorot sampai 10 persen.

Dalam keterangan tertulisnya, Selasa (27/8/2013), Fitch mengatakan, masih ada harapan melalui kombinasi strategi kontrak lindung nilai (hedging), periode jatuh tempo, dan profil kredit yang melekat kuat bisa mencegah peringkat negatif pada perusahaan telekomunikasi.

PT Indosat Tbk (ISAT) yang berada di peringkat BBB (Stabil) paling signifikan terimbas pelemahan rupiah. Di mana sebanyak 43 persen dari total utangnya yang sebesar USD950 juta merupakan utang dalam mata uang asing. Sementara itu, hanya 25 persennya yang dihedging.

Fitch memperkirakan, marjin EBITDA Indosat akan menurun hingga 100 bps pada tahun 2013 ini akibat sewa menara yang dalam mata uang dolar.

Sedangkan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia yakni, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang berada di peringkat BBB (Stabil) juga terimbas pelemahan rupiah.

BUMN ini hanya memiliki utang dalam dolar Amerika Serikat sebesar USD180 juta, atau sekira 12 persen dari total utang dari utang mata uang asing. Perusahaan ini memiliki profil kredit yang lebih kuat dari perusahaan telekomunikasi lainnya.

Sementara perusahaan telekomunikasi terbesar ketiga di Indonesia adalah PT XL Axiata Tbk (EXCL) yang duduk di peringkat BBB (Stabil) berada posisi yang aman dengan utang valasnya USD310 juta, atau sekira 19 persen dari total utang mata uang asing, di mana 92 persen dari utang valas tersebut telah dihending.

Ada dua perusahaan menara telekomunikasi di Indonesia, yakni PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG) yang mencatatkan pendapatan dalam mata uang dolar.

Untuk Protelindo sendiri memiliki utang valas USD475 juta, 63 persen dari utang secara keseluruhan. Perusahaan menerima pendapatan sekira 36 persen, atau USD100 juta. TBIG sendiri memiliki utang valas sekira USD905 juta, sekira 84 persen dari total utangnya. Lebih dari 90 persen dari utang tersebut telah dilindung nilai oleh perseroan. (wdi)

Berita Selengkapnya Klik di Sini [h=4]Berita Terkait: Indosat[/h]

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...