https://www.facebook.com/RevraBloodBalanceUS/

[Lebay Pemilik Lapak 0]

FISKAL & MONETER

Selasa, 27 Agustus 2013 14:38 wib

Petrus Paulus Lelyemin - Okezone

Ilustrasi. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Target pertumbuhan ekonomi 2014 sebesar 6,4 persen dianggap kurang masuk akal. Pasalnya, saat ini kondisi perekonomian global masih belum menunjukkan adanya perbaikan.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengatakan, kalangan pengusaha menilai pemerintah dan DPR tidak realistis dengan kondisi ekonomi saat ini.  Pasalnya asumsi pemerintah ini akan mempengaruhi banyak hal.

"Ini mempengaruhi banyak hal. Untuk itu Pemerintah dan DPR harus realistis menargetkan tingkat pertumbuhan," kata Sofjan dalam acara Law and Business Forum di Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Di tempat yang sama, Wakil Menteri Keuangan, Mahendra Siregar menyatakan pendapat Sofjan tersebut merupakan masukan yang harus didalami lagi oleh Pemerintah dan DPR.

"Ini soal kredibilitas. Salah satunya kredibel dalam menargetkan tingkat pertumbuhan ekonomi. Kredibelitas kita juga akan membantu iklim usaha di negeri ini," kata Mahendra.

Sebelumnya, Presiden SBY sendiri telah menyatakan keraguannya terhadap target pencapaian pertumbuhan ekonomi yang mencapai angka 6,4 persen.

()

Berita Selengkapnya Klik di Sini [h=4]Berita Terkait: APBN 2014[/h]

• "APBN Sering Meleset, Bagaimana Investor Mau Percaya?"
  
• Firmanzah Bantah Pidato SBY Penyebab Rupiah Tertekan
  
• Penyerapan Dana Otonomi Khusus Mengkhawatirkan
  
• APBN 2014 Dinilai Berikan Harapan Palsu
  
• APBN 2014 Belum Jabarkan Kesenjangan si Kaya & si Miskin
  
• SBY Tawarkan Konsultasi APBN 2014 ke Presiden Baru
  
• Presiden Baru Diharapkan Ikuti APBN 2014
  
• Langkah Pemerintah Jaga Defisit Fiskal
  
• "Krisis Ekonomi Eropa harus Jadi Pembelajaran Ekonomi RI"
  
• More News...
  

 

 

 

Sumber