Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Kredit Macet BPR di Surakarta Masih Tinggi

Recommended Posts

PERBANKAN

Rabu, 21 Agustus 2013 15:27 wib

Bramantyo - Okezone

Ddqid3fOfa.jpgilustrasi: foto (okezone)

SOLO - Program penyehatan Bank Perkreditan Rakyat atau BPR di wilayah Surakarta yang sedang digalakkan oleh Bank Indonesia (BI) Solo ternyata belum mendapatkan hasil yang maksimal.

 

Terbukti pada semester pertama hingga akhir Juni 2013, kredit bermasalah atau Nonperforming Loan (NPL) Gross baik kurang lancar, diragukan, dan macet, masih cukup tinggi, yakni 6,44 persen.

Angka tersebut  masih di atas toleransi BI sebesar 5 persen. Sebagai perbandingan, NPL Gross Bank Umum di Surakarta hanya 2,35 persen.

 

"Perbankan itu bisa dinyatakan sehat bila NPL-nya tidak terlalu tinggi," kata Deputy Pemimpin kantor wilayah BI Solo, Asep Lesmana, Rabu (21/8/2013).

 

Pangarso Yoga Mutodo Ketua Persatuan Bank Perkerditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) Solo Raya Pangarso Yoga Mutodo mengungkapkan, salah satu sebab  tingginya NPL BPR karena adanya persaingan perbankan yang makin meningkat saat ini.

Seorang nasabah atau debitur yang telah mendapatkanpinjaman  kredit dengan bunga tertentu kemudian dia  pindah ke BPR lain yang menawarkan bunga lebih murah.

 

"Cara seperti inilah yang menyebabkan terjadinya kredit bermasalah akan semakin  meningkat dan bertambah banyak," kata dia.

 

"Sebab lain yang membuat angka NPL tinggi adalah kegagalan usaha akibat kejadian luar biasa, misalnya terkena bencana alam," ungkap Yoga lebih lanjut.

 

Meskipun NPL tergolong  tinggi, namun kinerja 82 BPR di Soloraya masih di zona aman. Berdasar data BI Solo, hingga akhir Juni 2013 asetnya senilai Rp3,544 triliun, tumbuh 15,44 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya senilai Rp3,070 triliun. Sementara kredit yang disalurkan serta dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun masing-masing senilai Rp2,888 triliun dan Rp2,359 triliun.

 

Dalam waktu yang bersamaan kredit dan DPK masing-masing tumbuh 16,11 persen dan 15,12 persen. Dari DPK yang dihimpun,  banyak di dominasi dalam bentuk deposito yakni Rp1,316 triliun di 30.481 rekening, sedang tabungan senilai Rp1,043 triliun dalam 611.950 rekening. (Kie) (wdi)

Berita Selengkapnya Klik di Sini [h=4]Berita Terkait: Kredit[/h]

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...