Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Sarapan Pagi Karen Agustiawan Adalah Laporan Keuangan

Recommended Posts

KISAH SUKSES

Minggu, 14 Juli 2013 03:00 wib

Rani Hardjanti - Okezone

9vK0HJtVqF.jpgKaren Agustiawan. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Pelaku industri minyak dan gas (migas) dihentakkan saat pertama kali Mustafa Abubakar, yang kala itu menjabat sebagai Menteri Negara BUMN, mengumumkan pergantian Direktur PT Pertamina (Persero).

Mustafa Abubakar mendaulat Galalia Karen Agustiawan sebagai orang nomor satu di perusahaan migas milik negara pada 5 Februari 2009 menggantikan Ari H Soemarno.

Sebenarnya nama Karen Agustiawan bukanlah orang baru.  Dia sudah menjabat sebagai Direktur Hulu Pertamina sejak 2006. Namun yang mengaggetkan adalah dia merupakan wanita pertama yang duduk di posisi puncak sepanjang sejarah Pertamina.

Penunjukkan Karen merupakan keputusan yang tepat. Sebab, di bawah kepemimpinannya kiprah Pertamina sebagai perusahaan BUMN di kancah nasional dan internasional semakin gemilang. Sejumlah predikat "the best" dalam sejumlah ajang award menghiasi nama Pertamina.

Sebut saja anugerah Corporate Image Award 2012, Sustainable Business Awards 2012, Emerging Markets Award dari International Finance Review (IFR) 2012. Global Bond Pertamina juga diganjar Best Deal 2011 oleh komunitas keuangan internasional.

Yang terbaru, Pertamina menduduki posisi ke-122 pada Fortune 500. "Yes, this is for the fist time," ujar Karen, saat buka puasa bersama di Hotel Mulia, belum lama ini.

Menurut dia, prestasi Pertamina adalah hasil kerja sama yang solid dari para direksi dan segenap karyawan. "This is the real of team work," Karen mengimbuhkan.

Wanita kelahiran 19 Oktober 1958 ini mengaku prestasi ini bukan kebanggaan Pertamina semata, melainkan kebanggaan Indonesia. Fortune mengganjar Pertamina di posisi ke-122 berdasarkan tahun buku 2012. Menurut Karen, laporan keuangan merupakan hal wajib harus terus dipantau. Maka tidak heran, kalau laporan keuangan sama halnya dengan sarapan pagi untuk Karen.

"Pokoknya saya itu minta ke Direktur Keuangan kalau pagi maunya laporan keuangan sudah ada di meja saya," tegas Karen. Di Pertamina, lanjut dia semuanya transparan. Bahkan dia mengaku sudah bisa dipantau langsung oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"Pertamina itu perusahaan BUMN yang laporan keuangannya paling cepat. Lebih cepat dari perusahaan listed," ujar ibu dari dua anak ini.

Namun, tahun ini Pertamina menghadapi persoalan mahalnya harga minyak mentah dan gejolak mata uang asing, di mana rupiah mengalami pelemahan. Kedua faktor itu mengganggu laporan keuangan Pertamina. Selama Januari-Mei 2013, laba usaha Pertamina tergerus menjadi USD2,09 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya USD2,48 miliar.

“Ini semua karena belanja minyak menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat. Tapi saya yakin dengan akuisisi sejumlah blok maka laba  bersih akan kembali meningkat,” ujar dia.

Selain aksi korporasi, ambisi Karen lainnya adalah pengurangan penggunaan bahan bakar minyak (BBM). Salah satunya dengan memaksimalkan penggunaan gas yang lebih ekonomis dibanding BBM.

"Saya ini sedang berusaha agar bus, katakanlah, dari Jawa Barat ke Jawa Timur bisa berbahan bakar gas. Jadi stasiun pengisiannya di Jawa Barat dan di Jawa Timur. Dengan begitu, saat musim Lebaran bisa mengurangi kemacetan di SPBU-SPBU," jelasnya. "Namun saat ini belum ada yang mau untuk bekerja sama," imbuh wanita yang mengenyam pendidikan S1 di ITB ini.

Di puncak kepemimpinan bukanlah hal mudah untuk dilaluinya. Salah satunya waktu dengan keluarga yang terbatas. Untuk mensiasatinya, dia memboyong suami dan anak-anaknya ke acara yang kiranya bisa membawa keluarga. Misalnya, saat buka puasa pertama dan salat Tarawih. Dia membuat tradisi sejak dulu untuk dijalani bersama keluarga.

Sementara di saat yang bersamaan dia diagendakan untuk hadir dalam sebuah acara Pertamina. Walhasil, dia memboyong keluarganya ke tengah acara tersebut. "Ini saya membawa suami saya Pak Herman dan kedua anak saya," ujar dia.

Nama lengkap suaminya adalah Prof Dr Herman Agustiawan.  Pria jebolan PhD di Electrical Engineering, Southern Methodist University, Dallas-TX, USA itu adalah anggota anggota Dewan Energi Nasional (DEN) sejak 2009. Jadi baik Karen maupun suaminya sama-sama sibuk. Selepas acara Pertamina malam itu, mereka berdua beserta anak-anaknya tetap berupaya menjalani ibadah salat Tarawih bersama.

Dalam menjalani tugasnya memimpin Pertamina, Karen mengaku salah satu kunci sukses kariernya adalah bekerja haruslah menggunakan logika, bukan menggunakan perasaan. Sebab, kalau menggunakan perasaan hasilnya menjadi tidak rasional.

Secara blakblakan, dia juga mengatakan bahwa jabatan di perusahaan BUMN merupakan jabatan yang tidak aman. Maksudnya, sewaktu-waktu harus siap untuk dipindahtugaskan. Jadi dia sudah menyiapkan kaderisasi bagi direksi-direksi Pertamina dengan sertifikasi internasional.

"Sehingga jika sewaktu-waktu saya meninggalkan Pertamina, saya sudah menyiapkan bahwa Pertamina di tangan orang-orang yang profesional," ujar dia. (wdi)

Berita Selengkapnya Klik di Sini [h=4]Berita Terkait: Kisah Sukses[/h]

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...