Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Lebay Pemilik Lapak 0]

[h=6]Ilustrasi. (Foto: Okezone)[/h]

JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup bergerak flat pada hari ini. Masih tingginya permintaan dolar AS dari korporasi di dalam negeri menjadi faktor pendorong pelemahan rupiah.Head of  Research & Analysis BNI, Nurul Eti Nurbaeti, mengatakan bahwa dana asing yang masuk ke pasar keuangan domestik diperkirakan terbatas hingga mengurangi tenaga penguatan rupiah.

"BI diperkirakan tetap mewaspadai potensi depresiasi rupiah, dan senantiasa bersiaga menambah pasokan dolar AS untuk memenuhi kebutuhan valas jelang akhir bulan," kata dia dalam risetnya, Kamis (30/5/2013).

Sementara analis Samuel Sekuritas, Lana Soelistianingsih, mengatakan sentimen negatif datang dari perekonomian global, setelah Organization for Economic Co-Operation and Develoment (OECD) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi global sebelumnya 3,4 persen pada 2013 menjadi 3,1 persen, dan 4,2 persen pada 2014 menjadi 4 persen.

 

"Penurunan ini dikarenakan ekonomi zona euro yang masih terus turun walaupun ada penguatan ekonomi di AS dan di Jepang. Resesi di Uni Eropa khususnya di zona euro diperkirakan masih berlanjut untuk 2013 ini," kata dia.

Bloomberg mencatat rupiah berada di kisaran Rp9.808 per USD, dengan rata-rata perdagangan harian Rp9.930-Rp9.808 per USD. Sementara kurs tengah Bank Indonesia (BI) mencatat rupiah diperdagangkan pada Rp9.811 per USD dengan pergerakan harian di kisaran Rp9.762-Rp9.860 per USD. (mrt)

 

 

Sumber