Borong Yuk, Anggur hingga Jeruk Diskon 20% di Transmart Full Day Sale

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI) Mulia siregar mengatakan integrasi perbankan ASEAN memang memiliki manfaat. Namun, menurutnya ketika berbicara integrasi Indonesia harus harus hati-hati, pasalnya integrasi tersebut memiliki risiko besar terhadap kepentingan nasional."Kalau kita integrasi ada benefit dan risikonya. Kita harus hati-hati melakukan ini," ungkap Mulia, di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (24/5/2013).

Mulia mengatakan angka Perdagangan antar Asean mencapai 40 persen tapi portofolio investasi antarnegara ASEAN masih sangat kecil. Menurutnya, integrasi perbankan ASEAN tidak relevan saat portofolio investasi sangat kecil.

"Jadi yang keluar dari negara Asean untuk trade hanya 40 persen tapi portofolio investasi sangat kecil. Ini kondisi yang kita hadapi kita, gimana kita mau intergrasi sementara potofolio investasi sangat kecil," tutur Mulia.

Mulia mengingatkan, Indonesia harus hati-hati mengahadapi Integrasi. Menurutnya jika melakukan integrasi multilateral bukan bilateral.

"Di luar lima negara Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, pasarnya kecil, makanya kita buat ABIF. Tapi Malaysia dan Singapura ingin cepat-cepat dibentuk QAB. Mereka

mau langsung ke bilateral," ujarnya.

Mulia mengatakan saat ini baru Malaysia dan Singapura yang melakukan Integrasi. Nanti negara yang merasa sudah siap integrasi bisa bergabung kemudian.

"Integrasi memang akan meningkatkan daya saing makanya kita menyempurnakan kebijakan agar bisa berkesinambungan. Kita harus mempersiapkan mulai dari sekarang," tuturnya.

Menurutnya, kalau mau berunding harus memiliki amunisi dan amunisi inilah yang harus dipersiapkan dari sekarang. (wan) (wdi)

 

 

Sumber