LOWONGAN PRAKERIN SMK DI MALANG KOTA

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Deputi Gubernur Bank Indonesia Halim Alamsyah mengatakan, tujuan dilakukannya redenominasi rupiah untuk mengurangi jumlah digit sehingga menyederhanakan penyebutan.Menurutnya, redenominasi tidak ada pengaruhnya nilai dan daya beli masyarakat, sebab redenominasi tidak sama dengan sanering yakni pemotongan nilai uang sedangkan harga barang tetap sehingga daya beli masyarakat menurun.

"Redenominasi ini tidak sama dengan sanering makanya perlu sosialisasi yang panjang pada masyarakat bahwa ini tidak mempengaruhi daya beli," ungkap Halim dalam Seminar Redenominasi dan Upaya Penguatan Rupiah di Kwik Kian Gie School Of Business, Jakarta, Kamis (23/5/13).

Dia mengatakan, yang mendorong kebijakan redenominasi tersebut adalah untuk memunculkan efisiensi dan penyederhanaan dalam perdagangan.

"Uang pecahan Indonesia yang terbesar kedua setelah Vietnam dengan pecahan terbesar Rp500 ribu, di luar Zimbabwe. Oleh karena itu ketika bicara dengan masyarakat kita yang di luar negeri mereka tidak pernah bawa uang rupiah, karena Rp5 juta saja sudah satu tas," ujarnya.

Halim mengatakan, redenominasi sangat penting mempersiapkan kesetaraan indonesia dengan negara lain terutama dalam menghadapi ASEAN Economic Communiy (AEC) 2015.

Yang mendorong harus dilakukannya redenominasi adalah jumlah digit rupiah yang besar menyebabkan kerumitan dan permasalahan sistem pembayaran. "Ini menyebabkan inefisiensi dalam proses input data, pengeditan data base, pelaporan dan penyimpanan data," tuturnya.

Halim mengatakan jumlah digit mata uang yang banyak menimbulkan kerumitan dalam transaksi ekonomi yang bisa menyebabkan kekeliruan jumlah yang harus dibayar dan berpotensi menyebabkan permasalahan transaksi.

Maka menurut Halim, dengan redenominasi maka akan meningkatkan efisiensi dalam perdaganagan, penghematan biaya pengadaan uang dalam jangka panjang dan meningkatkan kebanggaan terhadap rupiah. (wan) (wdi)

 

 

Sumber