Borong Yuk, Anggur hingga Jeruk Diskon 20% di Transmart Full Day Sale

[Lebay Pemilik Lapak 0]

[h=6]Ilustrasi. (Foto: Okezone)[/h]

JAKARTA - Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih melemah. Hal tersebut seiring turunnya retail sales (yoy).Menurut Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada, hal ini perparah imbas penguatan dolar setelah adanya pernyataan dari kepala the Fed San Fransisco, John Williams.

"Dalam pernyataannya, Williams mengungkapkan bahwa The Fed kemungkinan akan memperlambat laju pembelian obligasinya, hal itu membuat dolar kembali menguat terhadap sejumlah mata uang," jelasnya di Jakarta, Senin (20/5/2013).

Laju euro pun juga sedang dalam laju pelemahannya setelah rilis sejumlah data-data ekonomi di wilayah zona euro tidak begitu baik.

Sebelumnya, pergerakan nilai tukar rupiah selama sepekan berbalik melemah setelah terimbas pelemahan yen seiring dukungan negara-negara G7 pada pertemuan di akhir pekan sebelumnya terhadap kebijakan stimulus bank sentral Jepang (BoJ) untuk mengatasi deflasi Jepang.

"Sentimen lainnya yang mempengaruhi laju rupiah adalah rilis BI rate di level 5,75 persen yang telah sesuai dengan ekspektasi pasar dan rilis neraca berjalan dalam negeri yang hingga kuartal pertama 2013 mencapai defisit USD5,3 miliar atau 2,4 persen dari PDB," jelas dia. (wdi)

 

 

Sumber