Video: RI Kejar Setoran Bea Keluar Batu Bara, Pengusaha Tertekan?

[Lebay Pemilik Lapak 0]

[h=6]Ilustrasi. (Foto: Reuters)[/h]

NEW YORK - Saham-saham di Amerika Serikat (AS) bergerak dua arah, setelah mencapai rekor tertinggi minggu lalu. Namun, banyak yang melihat momentum memudar dalam waktu dekat karena tidak adanya katalis positif.Sementara beberapa analis berpendapat tren jangka panjang masih dapat menguat. Volume perdagangan yang terjadi cukup tipis dari rata-rata, dan volatilitas telah rendah dalam beberapa hari terakhir.

"Menurut saya itu artinya orang benar-benar duduk di 'pinggir lapangan' sekarang, dan melihat ke arah mana sentimen akan pergi," kata presiden Mitra Platinum, Uri Landesman, seperti dilansir dari Reuters, Selasa (14/5/2013).

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJI) turun 26,81 poin atau 0,18 persen menjadi 15.091,68, index The Standard & Poor 500 (SPX) naik 0,07 poin menjadi 1.633,77, dan Nasdaq Composite Index (IXIC) naik 2,21 poin atau 0,06 persen pada 3.438,79.

Namun, penjualan ritel naik 0,1 persen pada April, lebih baik daripada prediksi 0,3 persen yang telah diharapkan ke pertumbuhan pada Maret. Tidak termasuk otomotif, bensin dan bahan bangunan, penjualan inti yang naik 0,5 persen.

Laba sebagian emiten lebih baik dari yang diharapkan, dengan 90 persen dari saham di indeks S&P 500 yang telah melaporkan telah melampaui ekspektasi pendapatan. Hanya 46,9 persen mengalahkan ekspektasi pendapatan, dan sebesar 52 persen di bawah empat kuartal terakhir.

Volume perdagangan terjadi sekitar 5,3 miliar saham diperdagangkan di New York Stock Exchange, Nasdaq dan NYSE MKT, jauh di bawah volume penutupan rata-rata harian sekitar 6,4 miliar tahun ini. (mrt)

 

 

Sumber