Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Diplomat Brasil Jadi Direktur Jenderal WTO

Recommended Posts

GhWyPc7bUC.jpg[h=6]Ilustrasi. (Foto: Reuters)[/h]

JENEWA - Roberto Azevedo asal Brasil terpilih untuk memimpin Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Dia bertekad memerangi proteksionisme, menghidupkan kembali perundingan untuk liberalisasi perdagangan, dan membantu negara miskin.Azevedo, 55, merupakan diplomat karier, mengalahkan negosiator perdagangan asal Meksiko Herminio Blanco di putaran akhir untuk menjadi pejabat pertama dari grup negara berkembang BRICS yang memimpin WTO. Beberapa jam setelah terpilih sebagai Direktur Jenderal WTO, Azevedo mengatakan bahwa dunia harus memerangi proteksionisme dan menghidupkan lagi berbagai negosiasi liberalisasi perdagangan.

“Proteksionisme menyebar luas, saya tidak akan mengonsentrasikannya pada satu, dua, atau tiga anggota WTO. Saya pikir kita harus waspada,” ujarnya, dikutip AFP.

“Sistem perdagangan multilateral merupakan kebutuhan semua negara. Tidak peduli ukuran, kondisi geografis, level pembangunan, mereka membutuhkan sistem ini. Mereka akan mengizinkan perdagangan terjadi di semua lapangan permainan,” papar Azevedo.

“Sejak krisis terjadi pada 2008, tren proteksionisme meningkat dan tren ini masih ada dan tetap bersama kita. Kita perlu memeranginya,” kata mantan duta besar Brasil di WTO sejak 2008 itu.

“Kita, menurut pendapat saya, berada di tepi jurang hilangnya sistem yang sangat berharga. Sebuah sistem yang kita semua perjuangkan selama ini.” Azevedo mengatakan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) 159 negara anggota WTO di Bali pada Desember mendatang menawarkan peluang untuk menyelamatkan sistem tersebut.

KTT itu dianggap penting untuk menyelesaikan kebuntuan dalam Putaran Doha WTO yang membahas liberalisasi perdagangan. Negosiasi yang diluncurkan dalam KTT di Qatar pada 2001 itu bertujuan mencapai kesepakatan mengenai pasar bebas dan mencabut semua penghalang perdagangan seperti subsidi, pajak yang tinggi dan regulasi yang rumit, menuju perdagangan internasional yang terbuka untuk membangun negara- negara miskin.

Namun, berbagai perbedaan pendapat memicu konflik antara China, Uni Eropa, India, dan Amerika Serikat (AS). Keberadaan Azevedo saat ini diperlukan untuk membangun jembatan antara berbagai pihak tersebut. Dia mendesak setiap negara untuk berpikir keras.

“Apa yang dilakukan WTO memiliki dampak terhadap kehidupan setiap warga negara di dunia, baik mereka menyadari atau tidak. Pada titik ini, ini bukan tentang mendapatkan apa yang kita inginkan," ucap dia. (Koran SINDO//wdi)

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...