Tak Lagi Dikenai BBNKB, Ada Ketentuan Baru soal Kendaraan Hibah di DKI

[Lebay Pemilik Lapak 0]

SEMARANG – Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia (KPPI) sepanjang tahun 2012 lalu melakukan penyelidikan terhadap sedikitnya 10 komoditas impor yang disinyalir mengalami lonjakan  yang cukup tajam, sehingga mengancam produk dalam negeri.Wakil Ketua KPPI, Joko Wiyono mengatakan, penyelidikan dilakukan atas dasar laporan dari pengusaha ataupun asosiasi gabungan pengusaha yang merasa terancam kerugian akibat lonjakan impor produk tersebut.

"Penyelidikan dilakukan untuk melindungi industri dalam negeri dari banjirnya produk impor. Kasus-kasus tersebut atas laporan pengusaha baik secara sendiri maupun melalui asosiasi," ungkapnya disela acara sosialisasi instrument safeguard di Hotel Novotel, Semarang, Selasa (7/5/2013).

Data dari KPPI menyebutkan 10 produk tersebut diantaranya casing dan tubing, ikan makarel, tepung gandum, dextrone monohydrate, kondom, sorbitol, baja alumunium lapis seng, pengukur kilowatt hour, paku dan medium density fibreboard. Dari sejumlah produk tersebut baru kasus tepung gandum yang telah diambil tindakan safeguard melalui peraturan menteri keuangan no193/PMK011/2012.

"Tindakan yang dilakukan dengan mengenakan bea masuk terhadap produk tersebut. Sehingga produk dalam negeri bisa bersaing secara adil," tuturnya.

Joko Wiyono mengatakan, penyelidikan terhadap kasus – kasus tersebut memang berjalan cukup lama, karena dibutuhkan data – data yang akurat, apakah benar-benar mengancam industry dalam negeri.

Menurutnya pemerintah harus berhati-hati dalam mengenakan tindakan safeguard kepada suatu produk impor, mengingat Indonesia terikat dengan perjanjian perdagangan dengan negara anggota WTO.

"Penyelidikan bisa dilakukan antara enam bulan hingga satu tahun, bahkan lebih. Kalau memang terbukti ada kerugian maka bisa diambil tindakan safeguard," pungkasnya. (wan) (wdi)

 

 

Sumber