Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - PT Bank Mega Tbk (MEGA) mengakui, meski Bank Indonesia (BI) akan mewajibkan penerbit kartu kredit mengaplikasikan teknologi chip pada kartu di 2015, pemberlakuan kebijakan tersebut hanya akan optimal jika semua negara bisa meninggalkan teknologi swipe (magnetik) pada kartu kredit."Ada negara di luar negeri sana yang belum menggunakan fasilitas chip pada kartu kredit, ini menjadi challange pada industri kartu kredit di Indonesia," ujar Direktur Business Development Bank Mega Kostaman Thayib, usai Public Expose Bank Mega, di Jakarta, Kamis (28/3/2013).

 

Menurutnya, sejauh ini BI dinilai sudah berhasil mengupayakan penggunaan teknologi chip pada kartu kredit maupun debit. "Kalau di luar negeri belum pakai chip, ini akan ada risiko penggandaan kartu kredit di Indonesia," imbuh Kostaman.

 

Kostaman mengungkapkan, teknologi pada industri perbankan Indonesia menurutnya, sudah lebih baik bila dibandingkan dengan beberapa negara lain.

 

"Kita lihat dari sisi pengamanan kartu kredit maupun pada mesin EDC nya (electronic data capture), sudah menggunakan sistem chip. Kalau dilihat sistem ini sekuritinya lebih baik daripada magnetik," tukasnya.

 

Sebelumnya, Direktur Grup Hubungan Masyarakat BI Difi A Johansyah pernah mengatakan, pada dasarnya teknologi komputer di industri perbankan Indonesia sudah relatif maju. Namun, masih adanya aplikasi swipe pada kartu kredit juga erat kaitannya dengan pelayanan bagi wisatawan asing yang masih menggunakan teknologi swipe pada kartu kredit.

 

"Kita masih ada pakai swipe kenapa. Ini karena iuntuk orang-orang asing yang berkunjung ke Indonesia. Tentunya juga untuk kelancaran pembayaran mereka. Di luar negeri masih ada yang menggunakan swipe," ucap Difi, di Jakarta waktu lalu. (wan) (wdi)

 

 

 

Sumber