Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: okezone)

 

 

 

SOLO - Menyikapi kekosongan solar subsidi di sejumlah SPBU di beberapa wilayah di Jateng & DIY, External Relation Pertamina Pemasaran Jateng & DIY Heppy Wulansari menyatakan bahwa kekosongan solar subsidi di SPBU tersebut bukan karena kelangkaan."Jika pada Januari sampai Februari, SPBU masih dapat dikirim sesuai dengan permintaan, maka pada Maret ini SPBU dikirim berdasarkan alokasi harian yang dihitung dari sisa kuota yang ada," tegas Heppy, dalam surat elektronik yang diterima Okezone, Jumat (22/3/2013).

 

Menurut Heppy, besaran kuota BBM Subsidi baru diketahui Pertamina Pemasaran Jateng & DIY pada pertengahan Maret 2013, di mana ditetapkan oleh BPH Migas sebesar 1.878.843 kiloliter (kl) atau turun empat persen dibandingkan konsumsi Solar subsidi 2012 sebesar 1.943.967 kl.

 

Sementara konsumsi pada Januari sampai Febuari 2013 naik tujuh persen dari 2012 pada periode yang sama. Heppy menambahkan, Pertamina menyadari bila pembatasan kuota yang ditetapkan BPH Migas akan menimbulkan kekosongan-kekosongan di tiap-tiap SPBU. Namun, PT Pertamina telah antisipasi dengan pengaturan klaster SPBU di mana SPBU-SPBU dikelompokkan berdasarkan lokasi geografis.

 

Heppy meminta agar masyarakat untuk tidak panik dengan kondisi tersebut. Pasalnya dengan klaster ini maka Pertamina bisa mengatur agar kekosongan solar subsidi tidak terjadi secara serentak di semua SPBU dalam satu area secara bersamaan, namun dapat bergantian.

 

Dengan pengaturan ini diharapkan jika masyarakat mendapati satu SPBU yang stok solar subsidinya habis, maka dapat membeli solar subsidi di SPBU lain di sekitarnya. (ade)

 

 

 

Sumber