Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Guna menghindari kasus kejahatan dengan alat pembayaran menggunakan kartu (APMK), maka Bank Indonesia (BI) berencana memasangi semua kartu yang biasa digunakan untuk bertransaksi dengan kartu yang memiliki Chip. Hal tersebut dilakukan, agar data yang tersimpan aman.Direktur Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat BI, Difi Ahmad Johansyah, mengungkapkan para pelaku fraud mencari celah dalam kejahatan dengan menggunakan kartu. Karena penggunaan kartu biasanya menggunakan mekanisme dengan swipe atau gesek kartu.

 

"Saat kita menggunakan kartu itu kan di swipe atau gesek otomatis data kita telanjang jadi akan mudah informasi kita diambil, kecuali menggunakan chips," katanya di Gedung BI, Thamrin, Jakarta, Jumat (22/3/2013).

 

Lebih lanjut dia mengungkapkan, saat ini BI berupaya untuk semakin mempersempit kejahatan melalui APMK dengan cara menerapkan sistem pengaman dengan chip yang ditanam di kartu kredit maupun kartu debit.

 

"Teknologi kita sebenarnya sudah maju, tidak perlu menggunakan swipe, karena sekarang sudah ada chip, kita berencana mengganti semuanya ke chips 2015 nanti, namun dilakukan secara transisi," jelasnya.

 

Difi menambahkan, BI akan mengajak kepada para perbankan untuk mengganti menggunakan chips. Namun, hal tersebut membutuhkan waktu karena dibutuhkan biaya yang besar. "Sebenarnya kita bisa paksa semua menggunakan chips,  tapi ongkosnya besar bagi perbankan, makanya ada transisi, diharapkan 2015 semua kartu kredit harus ganti ke chip,"imbuhnya.

 

Selain itu, dia juga menghimbau kepada para pemegang APMK untuk berhati-hati dalam menggunakan kartunya terutama saat menggunakan kartu di merchant-merchant.

 

"Untuk yang berencana membuka kartu kredit, sebaiknya dilakukan langsung di bank, hal tersebut sebagai langkah antisipasi bocornya data calon pemegang kartu," ujar Difi. (mrt)

 

 

 

Sumber