Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Kementan-Kemendag Tak Harmonis di Komoditas Lainnya

Recommended Posts

fHQNBFJVUf.jpgIlustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Kurang koordinasi antara Kementrian Perdagangan (Kemendag) dengan Kementeian Pertanian (Kementan) dalam memenuhi kebutuhan dalam negeri, tidak dalam hal komoditas bawang saja, namun dalam komoditas pertanian dan peternakan lainnya."Karena kan, jika kedua kementrian ini dapat bekerjasama, maka tugas dari Kemetan hanya memperkirakan berapa banyak kebutuhan komoditas untuk beberapa bulan ke depan, serta suplai dari pasar, setelah itu dikoordinasikan kepada Kemendag untuk memberikan perizinan kepada importir, namun sesuai kebutuhan," kata pengamat ekonomi Rahadyo Anggoro saat dihubungi Okezone, Jakarta, Senin (18/3/2013).

 

Bukan hanya hal kurangnya koordinasi saja, Rahadyo menambahkan yang membuat harga komoditas bawang naik yakni gagal panen di beberapa daerah yang menyebabkan kurangnya pasokan ke pasar, khususnya diperiode Oktober 2012 hingga Maret 2013. Lanjut dia, tidak hanya gagal panen, Rahadyo menyebutkan adanya kartel komoditas, yang menjadi salah satu faktor mengapa harga bawang meroket.

 

"Jadi banyak pihak yang berusaha memperoleh keuntungan sebesar-besarnya, dan sebetulnya hal seperti ini perlu peran dari pemerintah dalam hal memberantas dan mengendalikan pihak-pihak terkait," tambahnya.

 

Selain itu, pemilihan importir juga menjadi lahan komoditas bagi politikus untuk memperoleh fee dari para importir. Oleh karena itu, adanya keterlibatan penegak hukum adalah hal ini, khususnya terhadap importir komoditas utama di Indonesia.

 

Rahadyo berharap alangkah baiknya pemerintah mulai merumuskan masterplan komoditas khususnya masterplan komoditas pertanian dan peternakan.

 

"Dengan menentukan berapa banyak produksi yang diinginkan, daerah mana saja yang ingin menjadi basis komoditas tersebut, teknologi apakah yang ingin digunakan, serta kebijakan-kebijakan yang mendukung komoditas tersebut, karena Indonesia mempunyai modal yang paling berharga, yakni kekayaan sumber daya alam yang sangat melimpah, sehingga hanya tinggal memerlukan kapasitas sumber daya manusia yang mengolahnya," tutupnya. (wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...