MBG Tetap Disalurkan ke Siswa saat Libur Sekolah, Bagaimana Skemanya?

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

MALANG - Salah satu camilan khas Kota Malang adalah keripik tempe dengan berbagai rasa. Camilan yang terpusat di kawasan Jalan Sanan, Kecamatan Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur, harganya cukup terjangkau dan rasanya menggoda para pelancong yang ingin menikmati indahnya kota wisata ini.Sayangnya, sejak beberapa minggu terakhir ada yang membuat para perajin merasa ketir-ketir. Maklum saja, beberapa harga bahan untuk bumbu rasa seperti bawang putih dan merah, serta cabai di pasaran fluktuatif.

 

Gempuran naiknya harga bahan pokok kedelai beberapa bulan lalu sudah cukup membuat beberapa perajin menghentikan produksinya, kini harga kedelai stabil ketika harga-harga bahan untuk bumbu yang naiknya tak terkira.

 

Salah satu perajin keripik tempe di kawasan Jalan Sanan, Ahmad Solehudin, mengaku terpaksa menurunkan produksinya, hal tersebut pun dialami beberapa tetangganya yang mempunyai usaha yang sama. "Untuk usaha saya keuntungan berkurang hingga 50 persen dari biasanya," kata Solehudin, Minggu (17/3/2013).

 

Bahkan, katanya, beberapa perajin keripik tempe yang skalanya kecil sangat terasa menyulitkan dengan kenaikan harga bawang putih dan disusul bawang merah serta cabai yang sekarang harganya Rp37 ribu hingga Rp40 ribu. Ia mengaku membutuhkan sekira 3 kilogram (kg) bawang putih untuk satu kuintal keripik tempe.

 

Para perajin mengaku tidak bisa menaikkan harga jual keripik tempe kalau penyebabnya harga bahan untuk bumbu yang naik. "Kalau harga kedelai yang naik pelanggan masih menerimanya," ujar pemilik usaha keripik tempe Amel ini.

 

Beberapa perajin terpaksa hanya melayani para pemesan yang sudah terlanjur sebelum harga-harga naik. Entah sampai kapan mereka bisa bertahan dengan gempuran naiknya harga bahan-bahan untuk membuat aneka rasa keripik tempe khas Malang .(wan) (ade)

 

 

 

Sumber