Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Krisis 2008 pun Tak Disia-siakan OCBC NISP

Recommended Posts

7QUxPTlALe.jpgPresiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja. (Foto: Dede/Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Krisis 2008 cukup membuat semua pelaku industri keuangan menahan napas akibat tegang. Kecemasan akan terulangnya krisis fiskal dan moneter (fismon) 1998 pun menghantui Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja.“Waktu 2008-2009, tentunya kita tidak tahu bagaimana krisis ini. Kita berpikirnya itu (bakal seperti) krisis 1998, semua trauma,” jelas Parwati, saat berbincang santai dengan Okezone, beberapa waktu lalu.

 

Tapi, kecemasan itu berhasil diantisipasi dengan sangat baik oleh Parwati. Momentum ini pun tak dia sia-siakan. Parwati pun melakukan pembenahan secara mendasar di bank yang dipimpinnya tersebut.

 

'Jadi momentum (2008) itu kita gunakan untuk bangun infrastruktur, berbenah, kita rebranding, kita benahi organisasi secara mendasar,” jelas dia.

 

Bahkan, berbekal infrastruktur yang telah digarapnya, Parwati berbangga hati OCBC NISP dalam dua-tiga tahun terakhir tumbuh sangat pesat. Tak tanggung-tanggung, bank yang dulunya cuma bank kecil di Bandung ini tumbuh 20-30 persen selama tiga tahun terakhir.

 

Bank OCBC NISP saat ini memiliki lebih dari 6.000 karyawan yang memiliki motivasi tinggi untuk melayani nasabah di 380 kantor yang meliputi 76 kota di Indonesia.

 

“Kalau dilihat dua sampai tiga tahun terakhir ini pertumbuhan kita sangat cepat. Karena itu tadi, kita sudah membangun infrastrukturnya. Kita juga sudah cukup compatible untuk itu (tumbuh),” ungkap dia.

 

“Growth 20-30 persen, itu untuk aset, dana pihak ketiga (DPK), pinjaman. Relatif berimbang,” tambahnya.

 

Sepanjang 2012 lalu, OCBC NISP berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp915 miliar sepanjang 2012, atau naik 22 persen dari Rp753 miliar pada 2011.

 

Kenaikan laba ini terutama didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 14 persen dari Rp2,3 triliun pada 2011 menjadi Rp2,6 triliun pada 2012. Sementara itu, pendapatan non-bunga bank juga tumbuh sebesar 28 persen mencapai Rp836 miliar dibandingkan Rp651 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

 

“Kenaikan laba tersebut juga tidak lepas dari berbagai upaya pengendalian biaya operasional yang berhasil dilakukan bank melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas,” kata Parwati.

 

Di sisi lain, rasio-rasio penting per 31 Desember 2012 berada pada posisi yang sangat baik. Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) mencapai 16,5 persen, jauh di atas ketentuan minimal Bank Indonesia (BI) sebesar delapan persen. Sedangkan ROA dan ROE masing-masing 1,8 persen dan 12,2 persen.

 

Per 31 Desember 2012, total aset Bank OCBC NISP berhasil tumbuh sebesar 32 persen dibandingkan tahun sebelumnya sehingga mencapai Rp79,1 triliun. Pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan dana pihak ketiga sebesar 28 persen, menjadi Rp60,8 triliun yang diikuti juga oleh kenaikan kredit sebesar 28 persen menjadi Rp52,9 triliun, sehingga Loan to Deposit ratio (LDR) menjadi 86,8 persen pada akhir 2012. (wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...