Mendag Bidik Ekspor Naik 2 Kali Lipat Berkat Pakta Dagang RI-Rusia Dkk

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Melonjaknya mahalnya bawang ditenggarai tiga hal. Yakni, masalah psikologi, gagal panen, dan masalah distribusi."April-Maret sebagian besar lahan itu untuk pertanian padi, hanya sebagian lahan yang ditanami bawang, ini dipengaruhi oleh psikologis, lalu masalah gagal panen, masalah distribusi," kata Sesditjen PSHP Kementrian Pertanian, Yasin Taufik, dalam acara Polemik Sindo Trijaya  Network dengan topik “Bawang Antara Cerita & Derita” di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (16/3/2013).

 

Yasin mengatakan, untuk bawang merah, saat ini sudah swasemba. Di mana produksinya di dalam negeri mencapai 900-1 juta ton. Bisa dikatakan, sebanyak 90 persen konsumsi berasal dari dalam negeri dan sisanya 10 persen impor.

 

"Kalau bawang putih sebaliknya, 90 persen impor, 10 persen dari dalam negeri. Jika 1,36 kg per kapita, maka dibutuhkan 330 ribu ton per tahun untuk produksi rumah tangga," tambahnya.

 

Yasin mengaku, pihaknya juga sudah melakukan kunjungan ke Pasar Induk Kramat Jati kemarin.

 

"Mengintau distribusi di sana. Di Kramat Jati normalnya 15 ribu ton  seharusnya ini bisa memenuhi kebutuhan rumah tangga," ungkapnya. (wdi)

 

 

 

Sumber