Revenge spells +256759011277 Get Vengeance You Seek Curses Enemy overnight

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Bank Indonesia menyatakan ekspansi kredit perbankan nasional masih dalam koridor wajar karena sesuai dengan kebutuhan dari pertumbuhan ekonomi tanah air.

 

 

Hal tersebut dikatakan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Muliaman D. Hadad menanggapi International Monetary Fund yang menyatakan pertumbuhan kredit di beberapa negara berkembang termasuk RI terlalu cepat.

 

 

“Pertumbuhan kredit di Indonesia sebetulnya masih di dalam koridor, karena kami hubungkan dengan target pertumbuhan ekonomi. Apakah ketinggian atau tidak itu relatif, tapi itu masih dalam koridor atau batas-batas yang sejalan dengan pertumbuhan jangka menengah dan panjang,” ujarnya hari ini

 

 

Menurut dia, kemampuan ekspansi kredit industri sebenarnya lebih besar dibandingkan dengan realisasi saat ini. Hal tersebut terlihat dari rasio pemodalan perbankan yang masih mencukupi.  

 

 

“Kemampuan memberikan kredit itu dilihat pada kapitalnya, dan kapital perbankan saat ini masih kuat, Sebenarnya kapasitas kredit itu masih besar, tapi kredit tidak bisa terus ditekan dan akhirnya tidak bisa bayar [macet],” ujarnya.

 

 

Selain itu, lanjutnya, pertumbuhan kredit saat ini sudah lebih baik karena banyak disalurkan ke sektor produktif. Bahkan, lanjutnya, pertumbuhan kredit konsumsi lebih rendah dibandingkan dengan tahun lalu dan dibawah perkembangan pinjaman modal kerja dan investasi.

 

 

Meski demikian, dia mengakui kredit pemilikan rumah dan kendaraan bermotor, yang tergolong konsumsi, tumbuh cepat pada tahun ini. “Apakah terlalu cepat yah kami pantau terus. Tapi selama ini dari angka-angka yang ada masih dalam batas yang wajar,” ujarnya.

 

 

Dari industri perbankan, lanjutnya, juga masih menunjukan optimisme bahwa kredit akan tumbuh mencapai 24%, meningkat dibandingkan target awal tahun yang sebesar 23,5%.(api)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement | WordPress Tutorials

 

Sumber