Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Industri Perbankan Tahan Krisis, Itu Bukan Kebetulan!

Recommended Posts

0LEVefJhmN.jpgPresiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja. (Foto: Dede/Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Kondisi industri perbankan Indonesia sekarang ini dinilai lebih baik ketimbang beberapa tahun lalu. Perbankan Indonesia pun jauh lebih tahan dari terpaan badai topan bahkan tsunami krisis ekonomi global. Apa kuncinya?Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP) Parwati Surjaudaja menjelaskan, hal ini tak lepas dari peranan Bank Indonesia (BI) yang meningkatkan kualitas industri perbankan Indonesia.

 

“Industri perbankan sekarang ini kalau kita bandingkan dengan yang lalu lebih baik. Kita juga lihat rasio-rasio keuangan lebih baik,” jelas Parwati, saat berbincang dengan Okezone, beberapa waktu lalu.

 

Pada akhir 2012, kinerja industri perbankan yang solid tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (CAR/Capital Adequacy Ratio) yang berada jauh di atas minimum delapan persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (NPL/Non Performing Loan) gross di bawah lima persen.

 

Sementara itu, pertumbuhan kredit hingga akhir Desember 2012 mencapai 23,1 persen (yoy), meningkat dari 22,3 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. Kredit modal kerja tumbuh cukup tinggi sebesar 23,2 persen  (yoy) dan kredit investasi tumbuh stabil pada level yang tinggi sebesar 27,4 persen (yoy), dan diharapkan dapat meningkatkan kapasitas perekonomian nasional. Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh sebesar 20,0 persen (yoy).

 

Bahkan, Parwati melanjutkan, pada saat krisis global 2008, di mana kondisi global begitu mengkhawatirkan, kondisi industri perbankan Indonesia masih terpantau stabil.

 

“Kalau kita lihat di 2008 kondisi global begitu mengkhawatirkan, tapi kita bisa katakan industri perbankan Indonesia relatif stabil. Ini pun bukan perjalanan yang pendek dan bukan kebetulan,” ungkap dia.

 

Menurutnya, apa yang dilakukan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai regulator perbankan berkaca dari krisis fiskal moneter (fismon) 1998. Di mana usai krisis 1998 tersebut, BI mulai berbenah dan memperbaiki pondasi industri perbankan.

 

“Kalau kita lihat dari 1998 kan, kita begitu luar biasa leburnya, lalu BI menata ulang semua industri, sehingga kenapa kita bisa katakan kita majority stabil sekarang ini. Memang dari tingkat prudential yang dijaga, itu sangat berkontribusi,” jelas dia. (wdi)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...