Kala PNM Dampingi Ibu-ibu Mekaar Berperan Sebagai Penguat Keluarga

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Kondisi  perekonomian global masih mempengaruhi pergerakan rupiah terhadapp dolar Amerika Serikat (AS). Melihat sentimen yang ada maka rupiah pada perdagangan hari ini, tidak akan terlalu banyak bergerak dan diprediksi di level Rp9.690-Rp9.710 per USD.Analis rupiah, Rahadyo Anggoro Widagdo, mengatakan bahwa mata uang lainnya seperti euro masih cenderung top-heavy untuk sementara ini. Menurutnya, kemungkinan euro akan terus melemah ke 1,2920 per USD.

 

"Untuk dolar AS terhadap yen Jepang, nampaknya akan terus berkonsolidasi di sekitaran 94,70-96 yen per USD, dengan adanya sedikit aksi pull-back setelah melemahnya yen Jepang yang cukup signifikan di beberapa sesi terakhir," ujarnya di Jakarta, Kamis (14/3/2013).

 

Sementara untuk dolar Australia, terlihat outperforming belakangan ini. "Kami masih merasa bahwa ada baiknya untuk sedikit cermat berhubung fluktuasi di market mengenai antisipasi kebijakan moneter RBA berikutnya," tambahnya.

 

"Kondisi ini dipengaruhi karena para pelaku pasar masih wait and see terkait situasi krisis di Eropa. Krisis utang di zona euro masih belum berakhir meski ketenangan sudah kembali ke pasar keuangan," tambah dia.

 

Lebih lanjut dia menjelaskan, statement Weidmann, yang juga menjabat sebagai anggota dewan ECB, berpandangan pemerintahlah yang harus membenahi masalah ekonomi agar bisa keluar dari krisis, bukannya mengandalkan ECB.

 

Dalam kesempatan itu, Weidman juga menyatakan kekhawatiran mengenai risiko yang diambil ECB untuk membantu bank dalam krisis, contohnya menerima aset di bawah standar sebagai jaminan pinjaman, ini bisa menimbulkan kerugian bila bank gagal bayar. (mrt)

 

 

 

Sumber