Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Hitung-Hitung Biaya Lamaran dengan Gaji Rp550 Ribu

Recommended Posts

r30x1eJy32.jpgAndy Nugroho, MRE Financial & Business Advisory. (Foto: MRE)

 

 

 

Salam tim redaksi di Okezone, bisakah saya minta tolong untuk dihitungkan biaya lamaran. Penghasilan saya per bulan Rp550 ribu. Rencananya saya akan melamar calon saya tahun ini. Terima kasih.Salam,

Ezra

Pasuruan, Jawa Timur

Jawab :

Halo mas Ezra, senang sekali mengetahui bahwa sebentar lagi mas Ezra akan melangsungkan pernikahan. Yang namanya pernikahan pasti membutuhkan biaya, mulai dari saat lamaran sampai dengan acara pesta pernikahannya itu sendiri. Kalau "ditanya berapa biaya yang dibutuhkan, jawabannya akan sangat beragam sekali, tergantung dari bagaimana kita hendak menyelenggarakan acara tersebut.

 

Hal tersebut akan sangat berkaitan juga dengan adat istiadat dan kultur di tempat tinggal kita. Karena pada dasarnya acara pernikahan itu yang membuatnya menjadi mahal dan membutuhkan biaya banyak adalah "biaya sosialnya" dibandingkan dengan "biaya sahnya pernikahan".

 

Biaya sosial yang saya maksudkan di sini adalah biaya-biaya yang harus kita keluarkan agar acara yang kita selenggarakan dianggap pantas dan sesuai dengan norma serta adat istiadat oleh orang-orang disekitar kita.

 

Sebagai gambaran, untuk dianggap sah telah menikah secara agama dan negara, biaya yang dibutuhkan untuk pencatatan nikah dari KUA adalah Rp50 ribu untuk pernikahan di kantor KUA, dan Rp100 ribu untuk pernikahan di luar kantor KUA. Sedangkan sebagai salam tempel bagi penghulunya adalah sekira Rp500 ribu sampai dengan Rp1 juta, tergantung tempat kita mengadakan ijab kabul dan resepsi. Relatif terjangkau kan?

 

Nah, sekarang yang mulai bikin anggaran membengkak adalah biaya sosial yang harus dikeluarkan. Mulai dari saat melamar secara resmi, kultur orang Indonesia mensyaratkan adanya "seserahan" yang diberikan pihak laki-laki kepada pihak perempuan. "Seserahan” akan kembali diberikan lagi oleh pihak laki-laki kepada pihak perempuan bahkan dalam jumlah yang lebih banyak ketika acara akad nikah dilangsungkan.

 

Seserahan itu masih di luar mas kawin ataupun mahar yang menjadi syarat wajib sahnya pernikahan secara agama. Bahkan seringkali masih ditambah dengan cincin kawin sebagai simbol ikatan batin kedua mempelai. Selepas biaya sosial antar keluarga tersebut, kita juga masih harus memikirkan biaya sosial kepada masyarakat disekitar kita, yaitu resepsi pernikahan yang akan diadakan dengan mengundang keluarga besar kedua belah pihak serta teman dan kenalan-kenalan kita.

 

Jadi sudah terbayang berapa biaya yang dibutuhkan? Dengan bujet yang terbatas, memang pos pengeluaran yang dapat dipangkas adalah dari biaya-biaya sosial tersebut. Pemangkasan pengeluaran bisa kita lakukan mulai dari pemilihan lokasi akad nikah dan resepsi; lalu jenis, nilai, dan jumlah barang seserahan serta mahar yang akan diberikan; jumlah undangan; jenis makanan yang akan dihidangkan pada saat resepsi, dan lain sebagainya.

 

Hal yang utama memang agar pernikahan yang dilakukan menjadi sah secara agama dan negara, namun bila pernikahan yang diadakan mendapat celaan dari masyarakat karena dianggap ada hal yang kurang pantas, pasti juga akan membuat kurang nyaman.

 

Contoh ekstrim ada tetangga saya yang melangsungkan pernikahan dengan mengucapkan ikrar sehidup semati cukup di kantor KUA saja dengan mahar seperangkat alat Salat, dan tidak mengadakan resepsi pernikahan tapi hanya memberitahukan kepada khalayak bahwa mereka sudah menikah dengan membagikan nasi kotak kepada tetangga. Simpel bukan?

 

Namun, berapa banyak pasangan yang memiliki keberanian untuk melakukan hal yang sama, karena bisa jadi akan timbul pro dan kontra terutama dari keluarga besarnya. Daripada biaya yang relatif besar dibelanjakan untuk memenuhi biaya sosial tersebut, akan lebih baik bila dana yang ada dialokasikan untuk mengisi perabotan rumah serta memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga baru tersebut, karena memang hal tersebutlah sebenarnya yang lebih penting.

 

Tetapi, apabila hendak melakukan penghematan dalam pos biaya sosial pernikahan, alangkah lebih bijak bila hal tersebut didiskusikan bersama orangtua serta pihak keluarga besar terlebih dahulu.

 

Salam,

Andy Nugroho, CFP

Perencana Keuangan

MRE Financial & Business Advisory

Mitra Rencana Edukasi,

One Pacific Place 15th Floor Sudirman Central Business District

Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta Selatan 12190

T. 021-2550 2425

F. 021-2550 2555

http://www.mre.co.id

Follow us @mreindonesia

 

Join "Dare to Dream Indonesia", our free entry Program Coaching & Business Mentoring.  http://www.facebook.com/pages/Dare-to-Dream-Indonesia/11291371265

See us live at http://www.financeku.com

our Live Video Streaming workshop on Financial Planning, Investment & Entrepreneurship (//ade)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...