Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - PT Pertamina (Persero) mengakui penundaaan kenaikan harga gas elpiji 12 kilogram (kg) Maret ini perlu izin dari pemerintah. Penundaan tersebut karena memahami perhatian pemerintah yang melihat dari segala aspek, bila harga gas elpiji jadi dinaikkan.Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir mengatakan, kendati Pertamina sebagai BUMN punya hak 100 persen untuk menaikkan harga gas elpji 12 kg, namun pihaknya tetap perlu izin alias masukan dari pemerintah.

 

Inipun dilakukan setelah ada bukti temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) yang menyebutkan kerugian Pertamina 2012 akibat harga penjualan gas elpiji 12 kg yang merugi sebesar USD541 juta

 

"Pertamina itu kan milik negara, pasti perlu izin dari negara mengenai masalah kenaikan harga gas elpiji ini," ungkap Ali saat dihubungi Okezone, Jumat (8/3/2013).

 

Ali menjelaskan, pihaknya pun masih mengevaluasi mengenai kenaikan harga gas elpiji 12 kg ini. "Kami masih evaluasi dan menunggu waktu yang tepat untuk menaikan harga gas 12 kg," jelasnya.

 

Sekadar informasi, periode Januari-Februari Pertamina mengakui, pihaknya sudah mengalami kerugian hingga Rp850 miliar dari Januari hingga Februari 2013 akibat tidak dinaikannya harga gas elpiji non subsidi 12 kg. "Januari hingga saat ini, sekira Rp425 miliar sebulan," jelasnya.

 

Ali membenarkan, untuk Maret ini pihaknya menunda kenaikkan gas elpiji 12 kg, tapi nilai kenaikannya tetap Rp25.400 pertabung dan pihaknya menyatakan tahun ini akan naik.

 

"Mudah-mudahan tahun ini dapat terealisasi kenaikan gas elpiji 12 kg, dalam waktu tidak terlalu lama. Untuk sekarang aja kita masih subsidi Rp3 ribu per tabung," tutupnya. (ade)

 

 

 

Sumber