Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

ALUMNI ITB Gelar Pameran "Who I Am" di Galeri 678

Recommended Posts

JAKARTA: Sebanyak 14 perupa Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang tergabung dalam Kelompok “Kecubung” menggelar pameran bertema “Who I Am” di Galeri 678 malam ini, Sabtu (2/3/2013).

 

Pameran yang berlangsung sampai 16 Maret ini diresmikan oleh Triesna Jero Wacik dengan kurator Asmudjo J. Irianto. Para perupa memajang karyanya ini adalah pengajar di ITB, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Universitas Indonesia (UI) dan Universitas Trisakti.

 

Mereka adalah Srihadi Soedarsono, Farida Srihadi, Tris Neddy Santo,  Daryagitha Rizal, Reni Anggraeni, Dinah Priambodo, Ardiani Tri Harwanto,  Ananda Feria Moersid, Chairin Hayati Joedawinata, Erlien Yudianti Susanto, Hilman Syafriadi, Iriantine Karnaya, Tarmizi Firdaus dan Yanni Rosalin.

 

Pada sambutannya Triesna Jero Wacik menyatakan kegembiraannya dapat hadir dan meresmikan pameran yang mengekspresikan diri dan merepresentasikan diri.”Ekspresi dengan kebebasan yang tentunya bebas bertanggungjawab dalam estetikan dan etika,” kata Triesna Jero Wacik.

 

Sementara itu pemilik Galeri 678, Suntoso Jacob, menyatakan bahwa lewat pameran ini para perupa Kecubung Art Association diharapkan dapat turut memberi warna seni rupa, serta menarik perhatian para pengamat seni.

 

“Keistimewaan  dari pameran ini adalah pesertanya para perupa sekaligus pendidik seni rupa,” kata Srihadi Soedarsono, perupa yang paling senior dalam Grup Kecubung.

 

Menurut srihadi,  sebagai perupa senantiasa mendambakan kebebasan berkarya,  tetapi juga dituntut pertanggungjawaban. Kebebasan tanggungjawab  merupakan satu pengertian yang tak terpisahkan, yaitu berupa  hasil pengasahan akal budi, etika dan estetika, pesan moral yang tersirat dan tersurat sebagai bentuk pemahaman terhadap kebenaran.

 

“Tajuk Who I  am jelas mengandung dualisme, mempertanyakan diri sendiri yakin dengan jawabannya. Bisa dikatakan Who I am-tanpa tanda tanya- lebih menegaskan eksistensi daripada mempertanyakan atau meragukannya.

 

Dengan sendirinya tajuk Who I am sedikit banyak merefleksikan apa yang telah mereka jalani, apa yang telah menjadikan mereka seperti saat ini,, barangkali juga  apa harapan mereka ke depan,” kata kurator Asmudjo. (dot)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...