Apakah Ada Syarat PNS dan Pekerja Swasta WFA pada 29-31 Desember?

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Ilustrasi. (Foto: Reuters)

 

 

 

DENPASAR - Pemerintah telah merampungkan sebagian besar renegosiasi kontrak dengan beberapa perusahaan tambang asing yang dinilai telah mencapai kemajuan penting.Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa mengatakan, renegosiasi sebaian besar antara pemerintah dan beberapa perusahaan tambang asing berhasil menelorkan lima hal penting. Lima hal penting itu adalah pertama terkait lahan pengelolaan tambang yang maksimal hanya boleh digarap maksimal 25 hektare.

 

"Kedua, nilai royalti yang harus diberikan kepada pemerintah Indonesia sebesar 51 persen," tegas Hatta usai membuka Rakornas Bidang Bidang PP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Denpasar, Sabtu (2/3/2013).

 

Poin ketiga, lanjut dia, harus dibangun smelter di tambang yang ada di Tanah Air. Sehingga, mulai tahun 2014 tidak boleh ada lagi ekspor bahan mentah. Sedangkan kesepakatan keempat, royalti dari perusahaan tambang kepada negara harus naik.

 

Untuk poin kelima, keterlibatan perusahaan dan tenaga kerja lokal yang mesti diperhatikan. Dia menegaskan, hal itu harus tercermin dari tumbuhnya perusahaan lokal dan juga masyarakat lokal yang tidak hanya bekerja pada lapisan pekerja paling bawah, tetapi juga di-middle manejemen juga harus dipikirkan. Beberapa perusahaan sudah menyelesaikan renegosiasi kontrak dan beberapa lainnya masih dalam tahap negosiasi.

 

"Targetnya sampai 2014," tutur Hatta sembari menambahkan jika pemerintah akan segera mengumumkan perusahaan yang sudah menekan renegosiasi kontrak kerja.

 

Di antara perusahaan tambang asing yang segera diumumkan diantaranya batu bara. Dia menyebutkan, beberapa perusahaan tambang yang masih proses namun menunjukkan kemajuan seperti Freeport dan Newmont. "Progresnya cukup bagus, artinya cukup maju, dibanding kalau didiamkan terus. Royalti cuma 1 persen, kan kelewatan," imbuhnya.

 

Didesak soal lebih jauh terkait prosentase dan nilai-nilai kontrak ulang atau hasil renegosiasi, Hatta enggan merincinya. "Orang bernegosiasi, ya jangan dibuka," sergah Hatta. (wdi)

 

 

 

Sumber