Trump Jagokan 2 Kandidat Buat Gantikan Bos The Fed Jerome Powell

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA--Kinerja manufaktur nasional pada Febuari yang diwakili oleh Purchasing Managers' Index (PMI) HSBC menunjukan stagnansi dengan kecenderungan pertumbuhan terbatas.

 

PMI Manufaktur Indonesia tercatat membaik atau menunjukan pertumbuhan di level 50,5 dari level sebelumnya yaitu 49,5 yang menunjukan kontraksi. Namun, petumbuhan ini tidak terasa signifikan.

 

"Ekspansi aktivitas manufaktur terbilang moderat pada Februari. Cuaca yang tidak bersahabat, seperti yang jelas tercatat dalam jadwal pemasok yang buruk, terus menjadi kendala," ujar Ekonom HSBC untuk Asean, Su Sian Lim, dalam rilis yang diterima Bisnis, Jumat (1/3/2013).

 

PMI manufaktur merupakan indikator gabungan yang dirancang untuk memberikan gambaran tentang kondisi operasional manufaktur suatu negara. Angka di atas 50,0 mengindikasikan adanya pertumbuhan atau ekspansi. Sementara angka di bawah 50,0 mencerminkan adanya kontraksi.

 

Dari riset yang dilakukan kepada sejumlah perusahaan manufaktur di Indonesia, terlihat belum ada pertumbuhan yang signifikan dalam produksi Febuari.

 

Para responden hanya mengindikasikan kenaikan kecil produksi, akibat adanya permintaan baru yang sedikit lebih tinggi di pasar domestik.

 

Namun Su Sian Lim menilai peningkatan permintaan baru yang telah terjadi selama 9 bulan berturut-turut ini tidak signifikan.

 

Pasalnya, permintaan hanya berasal dari pasar domestik. Sementara permintaan baru ke luar negeri atau ekspor mengalami kontraksi dengan penurunan menyuluruh yang cukup solid.

 

Lebih dari seperlima dari sejumlah perusahaan yang dipantau mengindikasikan penurunan ekspor menyusul penurunan permintaan dari klien mereka di Eropa dan Amerika.

 

"Permintaan ekspor baru menurun untuk pertama kalinya dalam 5 bulan, merupakan hal yang mengejutkan, padahal secara perlahan situasi global telah membaik," katanya.  (ra)

 

 

 

Sumber