Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

IMBAL HASIL OBLIGASI tak menarik, investor lari ke pasar sekunder

Recommended Posts

JAKARTA-Tingkat imbal hasil obligasi acuan pemerintah yang tak lagi kompetitif memicu investor asing lari ke pasar sekunder dan melemahkan permintaan investor hingga 35,82% pada hasil lelang 26 Februari 2013..

 

Berdasarkan data DJPU Kemenkeu, Kamis (14/02), total penawaran yang masuk lelang tercatat hanya Rp18,85 triliun, menukIk hingga 35,82% dibandingkan penawaran dalam lelang surat utang negara (SUN) pada posisi tertinggi year to date yang mencapai Rp29,37 triliun, 29 Januari lalu.

 

Dalam proses lelang, investor tercatat banyak memburu SUN Seri FR0065 dengan total permintaan Rp6,48 triliun pada kisaran imbal hasil (yield) 6,2%-6,4%. Seri SPN12140217 yang bertenor 1 tahun mendapat penawaran Rp5,62 triliun dengan kisaran yield 4,1%-4,8%.

 

Penawaran tertinggi ketiga yakni seri FR0063 dengan nominal sebesar Rp4,49 triliun. Obligasi pemerintah yang jatuh tempo pada 15 Mei 2023 ini memiliki kisaran yield 5,2%-5,4%.

 

Seri FR0066 mendapat permintaan senilai Rp2,26 triliun dengan yield yang berada pada kisaran 5,2%-6,4%.

 

Dengan mempertimbangan yield yang diminta, pemerintah memutuskan menaikkan (upsize) target penerbitan sebesar Rp550 miliar dari target indikatif yang sebesar Rp7 triliun menjadi Rp7,55 triliun.

 

Adapun, rincian keempat seri yang dimenangkan yakni FR0063 dan FR0066 masing-masing sebesar Rp3,1 triliun dan Rp2 triliun dengan tingkat kupon sebesar 5,63% dan 5,25%.

 

Seri FR0065 yang jatuh tempo pada 15 Mei 2033 dimenangkan dengan tingkat bunga  6,63% sebesar Rp1,45 triliun. Terakhir, seri SPN12140217 dimenangkan dengan nominal Rp1 triliun.

 

Head of Fixed Income PT Manulife Asset Management Ezra Nazula Ridha menilai investor asing berpindah haluan ke pasar sekunder karena mengincar transaksi obligasi non-acuan yang dianggap lebih kompetitif. Maka itu hasil lelang kali ini cenderung merosot.

 

“Investor asing sekarang lebih memilih ke pasar sekunder. Saya lihat issuance yang dikejar bukan yang benchmark. Mungkin untuk diversifikasi, yield-nya lebih kompetitif dari yang benchmark,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa(26/02/2013).

 

Namun demikian, lanjutnya, penurunan penawaran investor lebih banyak dipengaruhi ketidakhadiran seri SPN 3 bulan dalam lelang kala itu. Bukan karena minat investor yang merosot terhadap penjualan obligasi pemerintah.

 

Dia menyebutkan investor lebih banyak memilih obligasi bertenor panjang karena rentang imbal hasil spread yang cukup lebar dengan obligasi bertenor pendek.(faa)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...