Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

HIPERTENSI: Salah Satu Penyakit Pencabut Nyawa Paling Sering

Recommended Posts

JAKARTA: Hipertensi merupakan salah satu penyebab kematian tersering, dan berkaitan dengan berbagai masalah kesehatan.

 

Pada sebagian besar orang, tidak ditemukan gejala hipertensi, tetapi dapat dijumpai gejala yang sangat berat, terutama bila terjadi keterlibatan organ seperti fenomena gunung es. 

 

Dari data Global Mortality tahun 2000, didapatkan angka kematian akibat hipertensi mencapai 7 juta dari total 55.861.000 kematian.

 

Di Indonesia, prevalensi hipertensi secara keseluruhan mencapai 31,7% (1 diantara 3 penduduk), berdasarkan Riset Kesehatan Dasar Nasional 2007.

 

Dari survei tersebut didapatkan data, terutama pada populasi di atas usia 55 tahun, lebih dari 50% (1 dari 2 penduduk) menderita hipertensi.

 

“Walau prevalensi hipertensi di masyarakat tinggi, tapi banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita hipertensi,” kata Dokter Nani Hersunarti, Ketua Perhimpunan Hipertensi Indonesia (Perhi) atau The Indonesian Society of Hypertension (InaSH), Sabtu (23/2).

 

Pada Pertemuan Ilmiah Perhi/InaSH ke-7, yang berlangsung di Rizt Carlton Hotel Jakarta, 22-24 Februari, Nani menuturkan saat ini diperkirakan terdapat 76% kasus hipertensi di masyarakat yang belum terdiagnosis.

 

“Artinya penderita tidak mengetahui bahwa dirinya mengidap hipertensi,” ungkapnya di sela-sela pertemuan yang dihadiri oleh sekitar 1.500 peserta dokter dan dokter spesialis, serta pakar dari Indonesia dan luar negeri itu.

 

Sementara itu Prof. Suhardjono, dari Divisi Ginjal Hipertensi, Dept. Ilmu Penyakit Dalam. FKUI-RSCM, menambahkan dari sekitar 31,7% penderita hipertensi, hanya sekitar 4% kasus yang patuh meminum obat hipertensi secara teratur.

 

Mantan Ketua Perhimpunan Nefrologi Indonesia (Pernefri) ini mengatakan hipertensi yang tidak mendapatkan pengobatan adekuat, dapat menimbulkan banyak komplikasi. Yaitu stroke, gangguan kardiovaskular, retinopati, penyakit vaskular, dan menyebabkan kerusakan ginjal hingga kematian.

 

“Seperti diketahui perjalanan penyakit kardiovaskular dan penyakit ginjal pada hipertensi, berjalan paralel dan dapat dicegah dengan control tekanan darah yang adekuat. Sebab, bila telah terjadi kerusakan organ, angka kematian akan semakin meningkat,” ungkap dokter spesialis penyakit dalam ini. (bas)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...