Video: Bank Sentral Jepang Siap Naikkan Suku Bunga Tertinggi 30 Tahun

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA--Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia (AIP) mengungkapkan pembangunan kota di Indonesia harus memperhatikan infrastruktur dan resiko bencana.

 

Ketua Umum IAP Iman Soedradjat menyatakan perkembangan kota yang sangat cepat seperti Jakarta harus diimbangi oleh berbagai infrastruktur yang memadai, dan tentunya resiko bencana yang kerap terjadi.

 

IAP mencatat Indonesia menempati urutan ketiga di dunia sebagai negara yang paling rawan dan paling sering dilanda bencana banjir, setelah India dan China.

 

Informasi lain menyatakan bencana alam yang terjadi di Indonesia sepanjang 2009 hingga 2010 didominasi akibat banjir dengan prosentase sebanyak 60% disusul oleh longsor, gempa bumi dan tsunami (BNPB, 2010).

 

Persoalan banjir awal 2013, membuat banyak pihak mempertanyakan kembali efektivitas instrumen penataan ruang dan peran profesi perencana dalam mengatasi permasalahan banjir di wilayah Jabodetabekpunjur.

 

"Bencana banjir yang menyebabkan kerugian lebih dari 10 triliun merupakan warning bagi Pemerintah di Pusat dan Daerah untuk meningkatkan kolaborasinya dalam menangani banjir dari hulu hingga hilir," ujar Iman dalam siaran pers, Jumat (22/2/2013).

 

IAP menilai terdapat permasalahan banjir harus di atasi dengan memperhatikan tata ruang. AIP berpendapat pemerintah perlu mengoptimalkan fungsi daerah resapan air termasuk dengan menata kembali daerah aliaran sungai dan pemukiman.

 

Selain itu audit RTRW Jabodetabekpunjur sebagai upaya untuk mengurangi resiko bencana di wilayah hilir.

 

Proses peninjauan melibatkan Pemerintah Daerah sebagai aktor kunci dalam pemanfataatan dan pengendalian ruang.  (ra)

 

 

 

 

Sumber