Kemenkop Salurkan Bantuan Tunai Rp1,6 M untuk Korban Banjir Sumatra

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Rudi Rubiandini. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyatakan target pemerintah sesuai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terkait lifting minyak sebanyak 900 ribu barel per hari (bph) tidak dapat dipenuhi. SKK Migas hanya menyanggupi hanya 830 ribu bph."Target pemerintah itu untuk sekarang terlalu tinggi, realisasi dan target kami sebesar 830 ribu bph, hal tersebut agar direvisi," ujar Ketua SKK Migas Rudi Rubiandini, seusai pelantikan pejabat SKK Migas, di Kantor SKK Migas, Jakarta, Selasa (19/2/2013).

 

Rudi menegaskan pihaknya sudah menjelaskan ke semua stakeholder termasuk Kementerian ESDM dan jajaran Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) mengenai lifting dan produksi minyak nasional. Namun, masih menunggu Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk mengajukan revisi target dalam APBN 2013.

 

"Saya sudah jelaskan ke DPR, produksi dan lifting minyak hanya 830 ribu bph alasannya sudah jelas karena keadaan sumur yang sekarang sudah tua dan tidak ada penambahan eksplorasi baru," tegas Rudi.

 

Lanjut Rudi menjelaskan, target yang ditetapkan SKK Migas sebanyak 830 ribu bph adalah target yang realistis dengan adanya penurunan rata-rata nol persen.

 

"Pokoknya target kita 830 ribu bph dengan rata-rata penurunan produksi nol persen, jadi kita realistis saja dengan produksi yang ada. Jangan dibesar-besarkan," tambahnya.

 

Rudi menegaskan, pihaknya telah menjelaskan kondisi yang terjadi di sektor hulu minyak dan gas bumi kepada Kementerian ESDM dan UKP4. Namun, masih menunggu keputusan Kemenkeu untuk mengajukan ke DPR.

 

"Karena ini kan menyangkut penerimaan negara juga jadi harus menunggu keputusan Kemenkeu," pungkasnya. (wdi)

 

 

 

Sumber