Pulpen Metal 021RB Premium Custom Logo untuk Branding Perusahaan

[Parno Pemilik Lapak 0]

MEDAN-- Ribuan hektare  hutan di Kabupaten Pakpak  Barat, Sumut  kini dikuasai PT Toba Pulp Lestari (TPL) Tbk.  Hutan tersebut  akan dijadikan lahan tanaman Industri (HTI),  dan sebagian akan tetap dipertahankan menjadi kawasan korsevasi sumber daya alam.  

 

 Robin Sianturi, Humas PT TPL Sektor Tele menjelaskan, berdasarkan SK Menhut no 493 tahun 1992 dan adendum Menhut  No 58 tahun 2011,  PT Toba Pulp Lestari berhak atas penguasaan hutan seluas 2.258 hektare.

 

 

 

“50% Akan dikelola menjadi tanaman pokok, dan sisanya tetap dipertahankan menjadi kawasan korservasi sumber daya alam,” ujarnya, Jumat (15/2).

 

 

 

Data diperoleh di lapangan hingga januari 2013, dari 2.258 hektare yang dikuasai TPL, sekitar 700 hektare diantaranya sudah berubah fungsi menjadi hutan tanaman insdustri dengan jenis tanaman kayu eukaliptus.  Seperti diketahui , kayu jenjis ini sangat bagus untuk bahan baku pulp.

 

 

 

Pada  tahun ini, lanjut  Robin, PT TPL sector Tele – yang beroperasi di empat kabupaten; Dairi, Pakpak Barat, Samosir dan Humbahas— akan membuka lahan HTI  seluas 500 hektare. “Itu sesuai dengan RKT yang telah dimiliki PT TPL Sektor Tele.”

 

 

 

Robin enggan  menjelaskan lokasi hutan yang sudah berubah menjadi hutan HTI dan akan dijadikan areal HTI pada tahun ini. Dia juga enggan berkomentar ketika disinggung soal keberatan masyarakat atas penebagan kayu di areal perladangan keminyan warga. “Waduh, kalau itu saya kurang tahu.”

 

 

 

Hutan yang sudah berubah fungsi alias menjadi areal HTI TPL terdapat di sejumlah desa, a.l Pardomuan, Lae Mbulan, dan Lae Langge Namuseng.  Ketiga kawasan hutan ini berfungsi sebagai sumber mata air Lae Ordi. (if) (foto: yahoo,com)

 

 

 

Sumber