Best Crypto Asset Service Providers: Top Firms to Retrieve Lost Bitcoin: Reach Out To Optimistic Hacker Gaius

[Lebay Pemilik Lapak 0]

Martin Bagya Kertiyasa - Okezone

 

 

 

Ilustrasi. (Foto: Reuters)

 

 

 

SYDNEY - Minyak mentah asal Amerika Serikat (AS) West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan mendekati level terendah dalam tiga hari, setelah output minyak mentah AS naik ke level tertinggi 20 tahunan. Selain itu, adanya kemajuan dalam pembicaraan PBB dengan Iran akan masalah nuklir memberikan sentimen.  

Energy Information Administration (EIA) mencatat produksi minyak mentah AS naik ke level tertinggi sejak Desember 1992. Di sisi lain, Iran setuju untuk melakukan pembicaraan dengan Badan Energi Atom Internasional terkait nuklir Teheran.

 

Melansir Bloomberg, Rabu (14/2/2013), WTI pada pengiriman Maret sempat berada pada USD97,13 per barel dalam perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange Kontrak, namun ditutup turun 50 sen menjadi USD97,01 per barel terendah sejak 8 Februari.

 

Sementara minyak mentah patokan Eropa London-Brent untuk pengiriman Maret, naik 6 sen menjadi USD118,72 per barel di Futures yang berbasis di London ICE Europe. Untuk pengiriman April naik 13 sen menjadi USD117,88 per barel.

 

Volume minyak mentah yang diperdagangkan berada 80 persen di bawah rata-rata 100 hari perdagangan. Sementara harga telah naik 5,8 persen lebih tinggi tahun ini.

 

Disparitas antara Brent dengan WTI yang sempat menyempit ke USD21,71 per barel, kini kembali melebar ke USD23,18 per barel, terbesar sejak 26 November.

 

EIA memangkas perkiraan permintaan minyak mentah global tahun ini sebesar 90.000 barel per hari, setelah proyeksi ekonomi yang melemah dari Dana Moneter Internasional (IMF), dan meramalkan permintaan minyak dunia akan meningkat 840.000 barel pada 2013 atau 0,9 persen  ke 90,7 juta per hari.

 

Selain itu, pengiriman minyak mentah Iran turun 36 persen pada bulan Januari, dan output AOS merosot ke level terendah dalam lebih dari tiga dekade.

(mrt)

 

 

 

Sumber