Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BANK INDONESIA : Aset Bank Umum Sulawesi Selatan Tumbuh 22,65%

Recommended Posts

MAKASSAR -- Bank Indonesia Regional Sulawesi Maluku Papua (Sulampua) mencatat aset bank umum di Sulawesi Selatan pada posisi Desember 2012 sebesar Rp79,31 triliun, atau tumbuh 22,65% (yoy) dibandingkan periode yang sama 2011 sebesar Rp64,66 trilliun.

 

Peneliti Madya Senior Bank Indonesia Regional Sulampua Gusti Raizal Eka Putra mengatakan share terbesar aset perbankan Sulsel masih didominasi oleh bank pemerintah sebesar 59,39%, diikuti bank swasta nasional sebesar 39,87%, yang terkecil bank asing dan bank campuran sebesar 0,75%.

 

“Dari segi penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat 18,71% (yoy) pada posisi Desember 2012 atau menjadi Rp54,28 trilliun dari sebelumnya hanya Rp45,72 trilliun pada posisi Desember tahun lalu,” kata Gusti melalui siaran persnya, Senin (11/2/2013).  

 

Dia mengungkapkan pertumbuhan DPK tersebut didorong oleh pertumbuhan giro sebesar 20,30% (yoy) yang meningkat dari Rp6,61 trilliun pada Desember 2011 menjadi Rp31,43 trilliun pada posisi Desember 2012.

 

Adapun DPK jenis tabungan dan deposito tercatat tumbuh lebih rendah masing-masing hanya 18,91% (yoy) dan 17,47% (yoy) pada periode yang sama.

 

Sementara itu Gusti juga mengatakan penyaluran kredit bank umum Sulsel pada posisi Desember 2012 tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK dan aset perbankan Sulsel.

 

“Penyaluran kredit tumbuh sebesar 22,77% (yoy) dari Rp56,98 triliun pada Desember 2011 meningkat menjadi Rp69,96 triliun pada posisi Desember 2012,” ujarnya.

 

Dari sisi penggunaan, penyaluran kredit modal kerja tercatat tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 28,22% (yoy) diikuti kredit komsumsi yang tumbuh sebesar 26,13% (yoy) dan yang terendah kredit investasi hanya tumbuh 5,18% (yoy).

 

Dia menuturkan berdasarkan jenis kredit menurut sektor ekonomi, terdapat perkembangan yang juga cukup menggembirakan karena kredit kepada sektor pertanian tumbuh sebesar 39,13% (yoy), setelah kredit  sektor listrik, air dan gas yang tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 116,37%.

 

Sementara sektor lainnya yang tumbuh relatif tinggi diatas 20% adalah perdagangan 26,32%, sektor konstruksi 23,04%, sektor lain-lain 22,77%, sektor industri pengolahan 22,76% dan sektor pengangkutan 22,66%.

 

Dia menambahkan ratio kredit yang tersalurkan dan DPK yang berhasil dihimpun atau Loan to Deposit Ratio (LDR) Sulsel juga mengalami peningkatan, dari 124,62% menjadi 128,88% terutama karena pertumbuhan kredit melebihi pertumbuhan DPK.

 

“Level LDR diatas 100% mengindikasikan bahwa perbankan Sulsel belum memiliki dana yang berimbang untuk penyaluran kredit, sehingga upaya penghimpunan dana pihak ketiga harus tetap didorong oleh perbankan Sulsel,” kata Gusti.

 

Dari sisi kualitas kredit, lanjutnya, relatif baik dengan NPL gross sebesar 2,64% yang masih berada pada batas aman yaitu sebesar 5%. (dot)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...