Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INDUSTRI PERMEBELAN: Pemerintah diminta aktif buka pasar baru

Recommended Posts

SEMARANG – Pelaku industri permebelan dan kerajinan yang berorientasi ekspor mendesak pemerintah lebih proaktif membantu membuka akses pasar baru di China sebagai upaya menghadapi penurunan permintaan ekspor dari Eropa dan Amerika.

 

Ketua Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Jateng Anggoro Ratmadiputro mengatakan sejak akhir 2011 hingga kini banyak pelaku industri permebelan dan kerajinan yang mengeluhkan semakin menurunnya permintaan dari Eropa dan Amerika, akibat krisis yang melanda wilayah tersebut.

 

“Menurunnya permintaan dari Eropa dan Amerika sebagai pasar tradisional tujuan ekspor Jateng selama ini, membuat kami harus mampu menggarap pasar baru yang potensial, seperti China,” ujarnya, hari ini.

 

Namun demikian, lanjutnya, untuk menggarap pasar baru di suatu negara bukanlah hal mudah, terutama sisi besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk melakukan roadshow sebagai salah satu cara yang bisa dilakukan.

 

“Pemerintah harus berani roadshow sehingga memudahkan kita membuka akses pasar di sana, sedangkan kalau dilakukan pengusaha sendiri dirasa masih berat lantaran besarnya biaya yang harus dikeluarkan. Untuk sekali roadshow mencapai Rp60 juta dengan tanpa jaminan mendapatkan order, sementara mayoritas pelaku usaha di Jateng termasuk golongan kecil dan menengah,”ujarnya.

 

Menurutnya, China sangat potensil digarap, karena selama ini ekspor ke China masih sangat kecil, sementara potensi pasarnya terbilang luar biasa dengan jumlah penduduk mencapai 1,4 miliar orang.

 

Apalagi, lanjutnya pangsa pasar mebel di China mampu menyumbang 10% dari total ekspor mebel Indonesia, daya beli masyarakatnya juga cukup tinggi, sehingga membuat produk-produk mebel buatan tangan dari Indonesia banyak diminati kalangan menengah atas di sana.

 

"Untuk mebel perkantoran, terutama knock down, China memang jagonya karena teknologi yang dimiliki sudah canggih. Namun untuk mebel ukiran, China kalah dengan Indonesia," tuturnya.

 

Pihaknya sangat mengharapkan upaya proaktif pemerintah tersebut, terlebih kondisi  buyer Eropa dan Amerika saat ini lebih banyak memilih wait and see karena belum memiliki dana besar untuk dibelanjakan, sehingga permintaan terus menurun.

 

Dia mengaku saat ini belum memilik angka pasti seberapa penurunan yang sudah dirasakan para pelaku industri permebelan dan kerajinan di wilayahnya, namun yang pasti penurunan tersebut juga makin ditegaskan saat gelaran International Furniture and Craft Fair Indonesia (IFFINA) Maret lalu di Jakarta, dimana banyak buyer yang datang namun tidak melakukan take order seperti biasanya. (k39/dot/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...