Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

 JAKARTA—Penyerapan belanja modal tahun ini ditargetkan minimal 90% untuk memacu peran pemerintah dalam pertumbuhan ekonomi 2013.

 

 

 

Hatta Rajasa, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan upaya tersebut juga disertai dengan penghematan pengeluaran pemerintah yang tidak memberikan dampak ekonomi yang besar seperti belanja perjalanan dinas.

 

Penghematan tersebut, sambungnya, harus dialihkan ke belanja modal dan pembangunan infrastruktur.

 

“Kemarin [belanja modal] di bawah 90%. Harus menargetkan di atas 90-an%. 2013 spending harus cepat, terukur, tepat sasaran, jadi serapan harus baik. Kementerian juga menghemat hal-hal yang tidak menimbulkan dampak ekonomi besar [seperti], perjalanan dinas. Alihkan ke belanja modal infrastruktur,” jelasnya di Gedung Kemenko, Kamis (7/2/2013).

 

Armida S. Alisjahbana, Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, mengungapkan komposisi penyerapan belanja modal dan belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM) belum menunjukkan kondisi yang baik.

 

 

 

Dia menilai belanja subsidi BBM tidak memiliki kontribusi langsung kepada pertumbuhan ekonomi. Ironisnya, penyerapan belanja subsidi BBM melampaui pagu yang telah ditetapkan. Di sisi lain, belanja modal pemerintah yang bisa memberikan efek ekonomi malah menunjukkan penurunan kinerja

 

“Tentu ini juga  masalah targeting dan ketepatan sasaran. Itu tidak berkontribusi langsung kepada pertumbuhan. Yang belanja modal malah di bawah. Ini yang kita coba perbaiki di 2013,” katanya.

 

Realisasi penyerapan belanja modal pada 2012 hanya sebesar Rp140,2 triliun atau 79,6% dari pagu sebesar Rp177,7 triliun. Realisasi tersebut menunjukkan kinerja terendah sejak 2008 yang berturut-turut realisasinya mencapai 85,15% (2008), 86,07% (2009), 81,17% (2010), dan 83,6% (2011). (msb)

 

 

 

Sumber