BNI Bersama BUMN Peduli Hadir bagi Warga Terdampak Bencana Sumatra

[Parno Pemilik Lapak 0]

KAIRO, MESIR -- Indonesia mengusulkan tiga langkah agar Organisasi  Kerjasama Islam (OKI) dapat memberikan kontribusi lebih besar terhadap dunia global.

 

Dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) OKI yang diselenggarakan di Kairo, Mesir pada Rabu (6/2/2013), Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan tiga langkah itu antara lain terkait stabilitas politik dunia, perekonomian, serta dalam bidang demokrasi dan hak asasi manusia (HAM).

 

Indonesia, lanjutnya, percaya bahwa OKI harus menjadi kontributor utama terhadap perdamaian dan keamanan dunia.

 

"Dengan demikian, OKI dapat membantu mengatur dan menyelesaikan konflik yang terjadi di antara umat," ujar SBY dalam sambutannya di depan 37 pimpinan negara anggota OKI yang hadir dalam KTT.

 

Dia mencontohkan sebagaimana yang terjadi di Syria, para anggota OKI perlu bekerjasama mengakhiri konflik dan kekerasan di sana.

 

"Sangat penting bahwa OKI punya satu pandangan untuk mendorong gencatan senjata secepatnya, mengakhiri pertumpahan darah, memungkinkan adanya bantuan kemanusiaan, dan merancang proses politik yang merefleksikan dan menghormati keinginan rakyat Syria," lanjutnya.

 

Di bidang ekonomi, ujarnya, OKI harus menjadi kontributor utama terhadap pertumbuhan ekonomi dan ekuitabilitas kesejahteraan dunia.

 

Terakhir, lanjut SBY, OKI harus menjadi kontributor utama dalam mendorong demokrasi dan perlindungan HAM.

 

"OKI harus memperkuat Independet Permanent Human Rights Commision juga aturan prosedur serta berbagai deklarasi lainnya mengenai HAM."

 

Pada tataran global, lanjut SBY, OKI dipanggil untuk lebih intensif mempromosikan toleransi dan dialog antar keyakinan.

 

"Akhir kata, Indonesia akan terus menjadi kontributor pada proses penciptaan perdamaian dan kesejahteraan internasional."

 

KTT OKI ke 12 pada hari ini mengambil tema "The Muslim World' New Challeges and Expanding Oppurtunities".

 

Hadir 37 kepala negara dari para anggota OKI, antara lain Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, Sultan Brunei Darussalam Hasanal Bolkiah, Presiden Nigeria Goodluck Ebele Jonathan, Perdana Menteri Irak Nouri Al Maliki, termasuk tuan rumah Presiden Mesir Mohamed  Morsi. (msb)

 

 

 

Sumber