Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

SUN JEPANG: Stimulus Abe tekan permintaan

Recommended Posts

TOKYO—Aksi Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, yang ingin mengakhiri deflasi dengan meningkatkan belanja, telah menekan permintaan atas surat utang negara (SUN) dengan tingkat utang terhadap produk domestik bruto (PDB) tertinggi di dunia itu.

 

Pelelangan SUN Jepang berjangka 10 tahun pada Selasa (5/2/2013) atau Rabu (6/2/2013) menerima jumlah permintaan terendah sejak Agustus 2011, beberapa hari setelah Dana Investasi Pensiun Pemerintah Jepang (GPIF) menyatakan akan mempertimbangkan pengurangan kepemilikan SUN Jepang.

 

Pelelangan SUN 10 tahun sebesar 2,4 triliun yen tersebut menerima permintaan sebanyak 2,75 kali dari total penawaran, lebih rendah dari pelelangan sebelumnya, yakni Agustus 2011, yakni 3,52%. Yield efek ini tercatat sebesar 0,79% pada hari tersebut.

 

Takahiro Mitani, presiden dana pensiun dengan dana kelolaan sebesar 108 triliun yen atau US$1,15 triliun itu, pada 1 Februari 2013 menyatakan akan membahas rencana pengurangan alokasi untuk SUN domestik, yang mencapai 67%, pada April 2013.

 

Menurutnya, target tingkat inflasi sebesar 2% yang ditetapkan Abe akan mendongkrak suku bunga dan imbal hasil (yield) SUN Jepang 10 tahun akan sulit bertahan di bawah 1% sampai perekonomian pulih.

 

GPIF adalah pembeli SUN Jepang terbanyak yakni 69,3 triliun yen atau 64% dari total aset perseroan, berdasarkan laporan keuangan kuartal III/2012. Dana pensiun ini juga mengantongi saham-saham Jepang sebanyak 12 triliun atau 11% dari total asetnya.

 

“SUN Jepang adalah sumber penghasilan kami dalam 10 tahun terakhir. Jika perkeonomian membaik, suku bunga SUN jangka panjang seperti yield SUN 10 tahun akan  sulit berada di bawah 1%,” kata Mitani.

 

“Dampaknya ke pasar tetap besar. Jika mereka ingin mengubah portofolio intinya berdasarkan hal itu, ini akan sangat berbahaya bagi pasar obligasi,” kata Ayako Sera, strategist pasar di Sumitomo Mitsui Trust Bank Ltd.

 

Abe, yang mulai menjabat sejak Desember 2012, juga telah memaksa Gubernur Bank of Japan (BoJ) Masaaki Shirakawa untuk menetapkan target inflasi yang sama dan mengerahkan kebijakan moneternya untuk mencapai target tersebut.

 

Shirakawa pada Selasa (5/2/2013) menyatakan akan mengundurkan diri pada 19 Maret 2013, kurang dari tiga pekan sebelum masa jabatannya berakhir, sehingga Abe harus mencari calon pengganti yang sependapat dengan kebijakannnya.

 

“Ini bagaikan pengibaran bendera putih tanda menyerah tanpa syarat. Shirakawa tidak sependapat dengan pemerintah yang menyatakan bank sentral bertanggung jawab untuk mengakhiri deflasi,” kata Shuichi Obata, ekonom senior Nomura Securities Co.

 

Indeks harga konsumen Jepang, di luar makanan segar, telah anjlok rata-rata 0,2% setiap bulan dalam 10 tahun terakhir dan tingkat inflasi tahunan tidak pernah naik 2% sejak 1992. Perekonomian Jepang pada kuartal III/2012 anjlok 0,3%.

 

Paul Krugman, ekonom pemenang Hadiah Nobel, mengatakan perlambatan pertumbuhan ekonomi Jepang lebih karena diakibatkan oleh faktor sedikitnya jumlah penduduk, meskipun produktivitas mereka sangat tinggi.

 

“Jepang punya masalah jangka panjang yakni sedikitnya jumlah penduduk. Demografi mereka buruk. Namun, jika anda hitung, pertumbuhan ekonomi per orang dalam usia kerjanya tidak seburuk itu,” kata profesor ekonomi di Princeton University itu. (Bloomberg/ara/msb)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...