Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Kenaikan tarif parkir dalam ruangan (off street) ditargetkan dapat mendongkrak  Rp250 miliar, atau meningkat 16 % dibandingkan dengan tahun sebelumnya Rp210 miliar.

 

Kepala DPP DKI Jakarta Iwan Setiawandi menjelaskan kenaikan tarif otomatis akan diikuti peningkatan omzet perusahaan pengelola parkir. Begitu juga dengan pajak yang dibayarkan kepada pemerintah daerah turut mengalami peningkatan.

 

"Kami targetkan Rp250 miliar untuk parkir off street," katanya, Rabu (6/2/2013).

 

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) Gubernur No 120 Tahun 2012 tentang biaya parkir, tarif parkir dalam ruangan untuk kendaraan roda empat naik dari Rp2.000/jam menjadi Rp3.000-5.000/jam. Sedangkan untuk roda dua naik dari Rp500/jam menjadi Rp1.000 - Rp2.000 per jam.

 

Penerapan tarif parkir ini, lanjut Iwan, tidak semata mata meraup pendapatan dari pajak saja. Pemprov menekankan pergub ini diterapkan dalam rangka membatasi orang parkir dengan meningkatkan tarif sekaligus mengendalikan pertumbuhan jumlah kendaraan.

 

Pajak parkir seperempat triliun ini akan menyumbang target total pajak DKI tahun ini Rp21,9 triliun dengan sistem online. Target pendapatan pajak ini meningkat 32 persen dari tahun 2011 Rp16,5 triliun. Dia mengklaim sistem online bisa meraup pajak secara maksimal.

 

Disinggung kemungkinan ada pajak yang menguap kemungkinan masih ada apalagi retribusi on street yang memakai fasilitas pemda di pinggir jalan. DPP mencatat retribusi parkir on street di atas Rp15 miliar per tahun.

 

Kepala Dinas Perhubungan Udar Pristono menyatakan segera membuat payung hukum untuk parkir on street. Parkir di pinggir jalan lebih akan mahal dari off street. "Di negara manapun tarif parkir on street lebih mahal dari off street tapi disini justru lebih murah," katanya. (bas)

 

 

 

 

Sumber